keindahan malam yang riuh karena suara bising yang dihasilkan tiupan terompet semua orang yang merayakan keindahan malam pergantian tahun 1991. aku dilahirkan oleh seorang wanita yang sangat super dan hebat, kekuatannya melebihi semua super hero yang diceritakan didalam kartun ataupun komik. seorang wanita yang menurut ku sangat tegar mengalahkan margareth teacher yang mendapat julukan wanita hebat dari mayarakat dunia.
ya, dia-lah “mama” sebuah nama yang tak akan tergantikan dalam hidupku, seorang wanita yang sangat tulus mencintaiku, mengalahkan paradigma orang bahwa cinta romeo dan juliet-lah yang paling abadi, “mama” kata pertama yang mungkin semua orang katakan tuk pertama kalinya ketika dia sudah mulai dapat bicara dengan ejaan yang nakal bibir ini menyebutnya “ma-ma” .
seorang wanita yang tak pernah ikhlas ketika melihat aku tersengat oleh gigitan nyamuk tatkala aku sedang tidur, seorang wanita yang selalu membangunkan aku untuk solat ketika aku tertidur dengan pulas dengan dalih ingatlah allah maka hidup menjadi tenang”.
Seorang wanita yang selalu mengeluarkan air matanya ketika harus melihat rintihan anaknya yang sedang sakit, seorang wanita yang tidak pernah diam tuk membuat hiburan agar anaknya terhibur ketika sakit.
Dia-lah mama-ku tercinta yang tidak pernah rela melihat anaknya tidak makan dikarenakan ekonomi yang teramat sulit. dia langkahkan kakinya tapak demi tapak dengan badan dan usia yang sudah tidak muda lagi.
Wanita yang benar-benar mendukung dan mensupport aku dalam bentuk apapun. Wanita yang selalu berbohong dalam pembagian jatah makan yang hanya cukup tuk 4 orang saja dalam keluarga kami. “ makan saja makanan itu, mama udah kenyang tadi, pasti kamu kurangkan? Jangan lupa bagi 2 dengan adik-mu !. “kata mama” padahal ku tahu beliau belum makan secuil pun dari hasilnya bekerja membantu saudaranya sebagai pekerja cuci.
Tapi kini aku lebih sering mengecewakanmu, membuatmu marah, membuatmu resah karena kelakuanku. Tapi dengan mudahnya kau menganggap tidak ada masalah padahal ku tahu engkau terluka dengan ucapan dan perlakuanmu.
Tapi kini waktu bergulir cepat dengan masalah yang kian laun mengisi hari-harimu, dengan rambut putih yang ada diatas kepalamu, kau sudah tidak sekuat dulu, kau sudah tak secantik dulu, tapi demi allah engkau tiada dua-nya didunia ini, karenamu aku ada didunia ini, karenamu aku bisa berbuat segal-nya.
Tapi, kini engkau harus bergulat dengan penyakit yang menggerogoti tubuh tua-mu itu. Tapi kau selalu berdalih kepada aku, “ nak, ibu ga apa-apa, kamu ga usah khawatirin keadaan mama”, dengan tegarnya kau berkata itu kepadaku. Dan sudah ku ketahui rasa sakitlah yang menemani dirimu.
Ibu, maafkan anakmu ini, dengan air mata terurai dipelopak mata yang mengaliri pipi ini, aku berjanji dengan nama tuhan yang maha mengetahui, aku bersumpah akan “selalu menjadi yang terbaik bagimu”
Selamat hari kasih sayang mama, tapi bagi aku sayang ku bukan tertanggal ini saja. Sayang ku bagimu sampai kapanpun, sebagaimana sayangmu kepadaku, sayangnya sang pencipta pada ciptaannya.
Satu kata untuk-mu “ terima kasih mama”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar