Ada seorang laki-laki yang mengidap susah tidur. Bahkan sudah berhari-hari tidak bisa tidur, akhirnya memutuskan datang ke dokter untuk berobat. Sang dokter menyarankan agar pasiennya menghitung satu sampai sepuluh, lalu ulangilah berkali-kali sampai bapak merasa ngantuk berat tak tertahankan. Begitulah dokter menyarankan. Namun yang terjadi bapak itu malah tetap juga tidak bisa tidur. Bahkan dokter itu bilang, keadaan bapak malah lebih parah daripada yang sebelumnya.
'Kenapa bisa begitu pak,' tanya sang dokter.
'Benar dokter, saya sudah mengikuti saran dokter, tetapi setiap hitungan ke delapan saya selalu melompat dari tempat tidur,' kata pasiennya.
'Loh, kok bisa begitu?' Tanya sang dokter.
'Iya pak, karena saya ini seorang petinju,' jawab sang pasien. 'Setiap kali saya menghitung satu sampai sepuluh terbayang dibenak saya sedang diatas ring sehingga setiap hitungan ke enam saya selalu terbangun kembali.' ucap si pasien yang juga petinju.
Barangkali begitulah kita, senantiasa dibentuk oleh kebiasaan. Manusia pada dasarnya dibentuk dari perilaku kebiasaan sehari-hari. Bila yang dilakukan baik maka akan mengendap dalam alam bawah sadar, terlihat dari perilakunya maupun ucapannya. Sama seperti halnya petinju yang susah tidur yang disuruh berhitung satu sampai sepuluh oleh dokter maka hitungan yang kedelapan langsung loncat dari tempat tidur karena kebiasaan dirinya sedang berada diatas ring.
Itulah sebabnya Nabi Muhamad selalu menyarankan agar kita selalu berbuat baik dan juga berkata baik. Bila tidak bisa berbuat baik dan tidak bisa berkata baik hendaknya diam saja agar kita menjaga diri dari perbuatan ataupun perkataan yang menyakiti orang lain karena nanti akan menjadi kebiasaan dan memilih diam agar tidak menyakiti orang berarti melatih diri untuk kebiasaan baik.
Hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam' (HR Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar