Rabu, 03 Februari 2010

Kisah suster Kanada yang menjadi korban gempa Haiti

PORT-AU-PRINCE - Bagi orang-orang berusia 60-an di Elmira, sebuah kawasan pedesaan Ontario Pusat, Kanada, Yvonne Martin adalah perawat senior di sebuah klinik lokal yang memberi layanan vaksinasi bagi anak-anak mereka.Setelah pensiun dua tahun lalu, Martin memutuskan untuk menjadi pekerja sosial di Haiti, meninggalkan tiga putranya yang sudah dewasa dan sejumlah cucu. Martin jatuh cinta kepada lingkungan dan warga salah satu negara termiskin di dunia itu. Namun Martin masih belum memutuskan untuk menetap. Ia pulang-pergi selama empat periode.
Salah satu periode terlama adalah ketika terjadi wabah virus H1N1, yang merebak dari Meksiko, April tahun lalu. Martin memutuskan kembali ke Elmira untuk membantu klinik setempat."Namun cintanya kepada Haiti begitu besar. Ia merasa lebih dibutuhkan oleh komunitas papa di Haiti," ujar sejawatnya,Yvonne Gingerich.Namun, rupanya, takdir memutuskan lain. Dalam perjalanannya ke Haiti bersama enam perawat lainnya, Selasa lalu, maut menjemput. Saat itu Martin dan timnya berencana membuat sebuah klinik mobil di wilayah utara Haiti, yang susah dijangkau layanan kesehatan biasa.

Sebelum berangkat ke lokasi tujuan, ketujuh perawat itu beristirahat sejenak di sebuah guest house yang berada di Ibu Kota Port-Au-Prince. Baru sekitar satu setengah jam mereka beristirahat, gempa besar mengoyak Haiti. Keenam rekannya selamat, hanya Martin yang meregang nyawa di bawah reruntuhan puing guest house sebelum mengembuskan napas terakhir di negeri yang dicintainya itu.Martin adalah warga negara Kanada pertama yang diketahui menjadi korban gempa hebat tersebut. Kemarin malam, ketika ratusan warga Kanada yang terhubung dengan Haiti sedang cemas menunggu kabar kerabat atau rekan-rekan mereka, di Onta-ria berlangsung perkabungan untuk mengenang Martin."Ibu adalah orang yang sangat baik. Dia suka sekab menolong masyarakat yang kurang beruntung," ujar putra bungsunya, Tyler Martin, dalam satu sambutan. Suaminya, Ron Martin, terlihat berlinang air mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar