Setiap orang menginginkan KEBAHAGIAAN, tetapi SEDIKIT ORANG yang meraihnya.
Setiap orang merindukan KEBAHGIAAN, tetapi SEDIKIT ORANG mengalaminya.
Setiap orang memimpikan KEBAHAGIAAN, tetapi SEDIKIT ORANG mendapatkannya.
Apakah Anda INGIN menjadi sebagian SEDIKIT ORANG tersebut.
KEINGINAN Anda tidak cukup untuk mendapatkan KEBAHAGIAAN...
Untuk mendapatkan KEBAHAGIAAN dibutuhkan KESADARAN DIRI dan KESUNGGUHAN.
Bila memang Anda merindukan KEBAHGIAAN yang LANGGENG, ikutilah tips2 berikut ini :
1. Apabila anda berada pada pagi hari, jangan menunggu datangnya waktu sore.Hiduplah dalam batasan hari ini saja. Curahkan perhatian anda untuk memperbaiki hari ini.
Hal ini dijelaskan dalam hadits berikut:
"Ketika kamu di sore hari, jangan mengharap untuk melihat esok pagi, dan ketika anda di pagi hari jangan mengharap untuk melihat sore hari."(HR. Al-Bukhari)
2. Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohon.
3. Biarkan masa depan datang dengan sendirinya. Jangan mencemaskan hari esok, kerana jika anda telah memperbaiki hari ini, pastilah hari esok akan baik pula.
4. Jangan mudah tergoncang pada kritikan. Jadilah orang yang teguh pendirian dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri Anda setara dengan kritikan tersebut.
5. Yakinlah kepada Allah SWT dan berbuat baik; kedua hal itu adalah resep agar hidup anda lancar dan bahagia.
6. Ketahuilah, bahwa dengan dzikir kepada Allah, hati menjadi tenang dan dosa akan terhapus. Dengan dzikir pula, Zat Yang Maha Mengetahui segala hal yang ghaib akan meridhai dan segala kesusahan akan sirna.
7. Anda harus tahu dengan pasti bahwa semua yang terjadi telah sesuai qadha' -Nya.
8. Jangan pernah mengharap ucapan terima kasih dari orang lain. Cukup bagi anda pahala yang diberikan oleh Dzat tempat bergantung semua makhluk. Anda tak perlu takut kepada orang kufur, pendendam, dan iri.
9. Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan terburuk
10. Mungkin yang telah terjadi adalah yang terbaik untuk anda meskipun anda belum memahaminya kenapa bisa seperti itu.
11. Semua qadha’ Allah SWT bagi seseorang muslim baik adanya.
12. Hitunglah segala nikmat yang telah Allah berikan kepada anda dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat tersebut.
13. Keadaan Anda lebih baik dibanding yang lain.
14. Kemudahan selalu ada bahkan di tiap kesusahan akan ada kemudahan.
15. Ketika dalam kesulitan seseorang harus selalu shalat dan berdoa sedangkan ketika diberikan kemudahan seseorang harus bersyukur dan berterimakasih.
16. Bencana-bencana yang datang menguji anda semestinya memperkuat hati anda dan membentuk kembali pandangan anda dalam cara yang positif.
17. Jangan biarkan hal-hal yang sepele menjadi sebab kehancuran anda.
18. Selalu ingat bahwa Tuhanmu adalah Maha Pengampun.
19. Kembangkan sikap luwes dan hindari marah.
20. Kehidupan ini tak lebih hanya sekedar roti, air dan bayangan. Maka tak usahlah bersedih jika semua itu ada.
”Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan
terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (Adz-Dzaariyaat 51: )
21. Sesuatu yang paling jahat yang semestinya terjadi akhirnya tidak pernah terjadi.
22. Lihatlah mereka yang diberikan kesusahan lebih daripada kita dan bersyukurlah bahwa kita diberikan sedikit kesusahan dibanding mereka.
23. Camkan di pikiran bahwa Allah SWT mencintai mereka yang tabah dalam menghadapi ujian, jadilah seperti salah satu dari mereka.
24. Secara rutin ucapkanlah doa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika kita menjalani masa-masa sulit.
25. Bekerja keraslah pada sesuatu yang menghasilkan dan jauhi kemalasan.
26. Jangan menyebarkan gosip dan jangan pula mendengarkannya. Jika anda mendengar gosip secara tidak sengaja maka janganlah mempercayainya.
27. Ketahuilah bahwa kebencian dan usaha anda untuk membalas dendam lebih berbahaya bagi kesehatan anda sendiri dibandingkan ke musuh anda.
28. Kesukaran yang menimpamu akan menghapus dosa-dosamu seandainya kau bersabar.
Senin, 29 Maret 2010
Setelah Kesulitan Pasti Akan Datang Kemudahan
Wahai manusia, sesudah kelaparan itu ada kenyang, sesudah kehausan itu ada kesegaran, sesudah terjaga ada mnutup mata, sesudah sakit ada sehat. Akan sampailah orang yang pergi, akan menemukan jalan orang yang dalam kesesatan, dan akan hilang kegelapan.
Malam memberikan kabar gembira akan datangnya subuh di atas puncak-puncak gunung dan kelokan-kelokan jurang. Kedukaan mengabarkan datangnya yang tiba-tiba, secepat cahaya dan kedipan mata, dan kesedihan mengabarkan kelembutan.
Bila anda menyaksikan padang pasir yang membentang, kethuilah bahwa sesungguhnya di padang pasir itu ada taman menghijau nan teduh. Bila anda melihat tali yang kencang dan makin mengencang, maka ketahuilah bahwasanya tali itu akan putus.
Bersama air mata yang berlinang ada senyuman, bersama ketakutan ada keamana, dan bersama kecemasan ada ketentraman. Api tidak membakar Nabi Ibrahim, karena penjagaan Tuhan telah membukan baginya jendela keselamatan.
Lautan tidak menenggelamkan Nabi Musa kaliurrahman karena suara yang kuat telah berseru, “Sekali-kali tidak, sesungguhnya kami bersama Tuhan yang akan memberikan jalan keselamatan.
” Nabi Muhammad memberikan kabar gembirakepada sahabatnya, “Sesungguhnya Allah Yang Mahatunggal bersama kita, maka turunkanlah keamanan, kemenangan, dan ketentraman. Sungguh,orang yang diperbudak oleh waktunya dan terbelenggu oleh keadaannya tidak akan pernah melihat melainkan kepayahan, kesempitan, dan kesialan, karena mereka tidak pernah melihat selain tembok kamar dan pintu kamarnya saja.
Ingat, hendaklah mereka bentangkan pandangannya di balik rahasia-rahasia yang ada. Jadi jangan berpangku tangan. Di antara hal yang mustahil adalah tiadanya perubahan, dan seutama-utama ibadah adalah menunggu kemudahan. Hari terus berganti dan bulan terus mengikuti, malam terus mengintai, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Allah sangatlah dekat dengan kita...
Malam memberikan kabar gembira akan datangnya subuh di atas puncak-puncak gunung dan kelokan-kelokan jurang. Kedukaan mengabarkan datangnya yang tiba-tiba, secepat cahaya dan kedipan mata, dan kesedihan mengabarkan kelembutan.
Bila anda menyaksikan padang pasir yang membentang, kethuilah bahwa sesungguhnya di padang pasir itu ada taman menghijau nan teduh. Bila anda melihat tali yang kencang dan makin mengencang, maka ketahuilah bahwasanya tali itu akan putus.
Bersama air mata yang berlinang ada senyuman, bersama ketakutan ada keamana, dan bersama kecemasan ada ketentraman. Api tidak membakar Nabi Ibrahim, karena penjagaan Tuhan telah membukan baginya jendela keselamatan.
Lautan tidak menenggelamkan Nabi Musa kaliurrahman karena suara yang kuat telah berseru, “Sekali-kali tidak, sesungguhnya kami bersama Tuhan yang akan memberikan jalan keselamatan.
” Nabi Muhammad memberikan kabar gembirakepada sahabatnya, “Sesungguhnya Allah Yang Mahatunggal bersama kita, maka turunkanlah keamanan, kemenangan, dan ketentraman. Sungguh,orang yang diperbudak oleh waktunya dan terbelenggu oleh keadaannya tidak akan pernah melihat melainkan kepayahan, kesempitan, dan kesialan, karena mereka tidak pernah melihat selain tembok kamar dan pintu kamarnya saja.
Ingat, hendaklah mereka bentangkan pandangannya di balik rahasia-rahasia yang ada. Jadi jangan berpangku tangan. Di antara hal yang mustahil adalah tiadanya perubahan, dan seutama-utama ibadah adalah menunggu kemudahan. Hari terus berganti dan bulan terus mengikuti, malam terus mengintai, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Allah sangatlah dekat dengan kita...
Berbagi Kebahagiaan
Rahasia kebahagiaan adalah memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain. Sebab, hidup bagaikan lukisan: Untuk melihat keindahan lukisan yang terbaik sekalipun, lihatlah di bawah sinar yang terang, bukan di tempat yang tertutup dan gelap sama halnya sebuah gudang.
Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.
Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.
Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut “bodoh”? Karena terlalu banyak bercuap-cuap.
Rahasia kebahagiaan adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Anda. Kita semua adalah ciptaan TUHAN yang satu.
Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.
Rahasia kebahagiaan adalah tidak sombong. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.
Kebahagiaan datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.
Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri “Aku bebas dalam diriku”.
Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya. Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu?
Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalam an hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.
Rahasia kebahagiaan adalah memahami bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada barang; lebih berharga daripada mengurusi urusan sendiri; lebih berharga daripada bersikukuh pada kebenaran dalam perkara-perkara! yang tidak prinsipiil.
Renungkan setiap rahasia yang ada di dalamnya.
Rasakan apa yang dikatakannya.
90% KESUKSESAN TERLETAK PADA APA YANG ANDA PIKIRKAN
90% KEBAHAGIAAN TERLETAK PADA APA YANG ANDA RASAKAN
90% KUALITAS DIRI TERLETAK PADA APA YANG ANDA LAKUKAN
JADI, PIKIRKAN APA YANG ANDA INGINKAN, YAKINKAN APA YANG ANDA PIKIRKAN, LAKUKAN APA YANG ANDA YAKINI, IKHLASKAN APA YANG ANDA LAKUKAN...
Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.
Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.
Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut “bodoh”? Karena terlalu banyak bercuap-cuap.
Rahasia kebahagiaan adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Anda. Kita semua adalah ciptaan TUHAN yang satu.
Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.
Rahasia kebahagiaan adalah tidak sombong. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.
Kebahagiaan datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.
Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri “Aku bebas dalam diriku”.
Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya. Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu?
Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalam an hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.
Rahasia kebahagiaan adalah memahami bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada barang; lebih berharga daripada mengurusi urusan sendiri; lebih berharga daripada bersikukuh pada kebenaran dalam perkara-perkara! yang tidak prinsipiil.
Renungkan setiap rahasia yang ada di dalamnya.
Rasakan apa yang dikatakannya.
90% KESUKSESAN TERLETAK PADA APA YANG ANDA PIKIRKAN
90% KEBAHAGIAAN TERLETAK PADA APA YANG ANDA RASAKAN
90% KUALITAS DIRI TERLETAK PADA APA YANG ANDA LAKUKAN
JADI, PIKIRKAN APA YANG ANDA INGINKAN, YAKINKAN APA YANG ANDA PIKIRKAN, LAKUKAN APA YANG ANDA YAKINI, IKHLASKAN APA YANG ANDA LAKUKAN...
HANYA ADA 3 HARI DALAM HIDUP INI
1 HARI KEMARIN
Kau tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Kau tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Kau tak mungkin lagi menghapus kesalahan;
dan mengulangi kegembiraan yang kau rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat;
Lepaskan saja...
2 HARI ESOK
Hingga mentari esok hari terbit,
Kau tak tahu apa yang akan terjadi.
Kau tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Kau tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba;
Biarkan saja...
Yang tersisa kini hanyalah :
3 HARI INI
Pintu masa lalu telah tertutup.
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri kau untuk hari ini.
Kau dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini
Bila kau mampu memaafkan hari kemarin
Dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini.
Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini...
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat,
Meski mereka berlaku buruk padamu
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini,
karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa kau menunjukkan penghargaan pada
orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah dirimu sendiri
Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu
Atau masa depan membuatmu bingung
Lakukan yang terbaik HARI INI !
Dan lakukan SEKARANG juga !
Kau tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Kau tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Kau tak mungkin lagi menghapus kesalahan;
dan mengulangi kegembiraan yang kau rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat;
Lepaskan saja...
2 HARI ESOK
Hingga mentari esok hari terbit,
Kau tak tahu apa yang akan terjadi.
Kau tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Kau tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba;
Biarkan saja...
Yang tersisa kini hanyalah :
3 HARI INI
Pintu masa lalu telah tertutup.
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri kau untuk hari ini.
Kau dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini
Bila kau mampu memaafkan hari kemarin
Dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini.
Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini...
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat,
Meski mereka berlaku buruk padamu
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini,
karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa kau menunjukkan penghargaan pada
orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah dirimu sendiri
Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu
Atau masa depan membuatmu bingung
Lakukan yang terbaik HARI INI !
Dan lakukan SEKARANG juga !
Menjadi Dermawan Yang Tulus dan Baik
” Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria ( pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhirat. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir ” ( Al-Baqoroh : 264 ).
Di suatu perkampungan tinggal seorang yang sangat kaya dan orang itu juga terkenal dengan sangat dermawan. Dirinya tidak pernah segan-segan menolong siapa saja yang membutuhkan, ia tidak pandang bulu. Namun dibalik kekayaan yang ia miliki, dirinya tidak memamerkan harta yang dia punya dan dia pun selalu berpenampilan sangat bersahaja.
Pada suatu hari dia didatangi oleh salah seorang penduduk sekampung dan dia pun menyambutnya dengan sangat ramah, padahal penduduk itu sangat miskin.
Penduduk miskin tersebut terkesan buru-buru dan membuat si dermawan itu sedikit
bingung.
”Tuan apa yang bisa aku bantu?” Sapa si pemilik rumah dengan santun.
”Kali ini aku datang tidak meminta batuan apa pun, aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada tuan” Jawab si tamu dengan suara yang tenang sembari menatap tajam
kepada orang yang ada dihadapannya, mendapatkan dirinya ditatap seperti itu, dirinya tetap tenang dan tersenyum, karena memang iniah pembawanya sehari-hari.
”Kalau begitu silahkan Tuan bertanya”
”Tuan begitu kaya raya, kenapa Tuan tidak pernah menceritakan kekayaan Tuan kepada
Penduduk disini?”
”Ha... Ha...Ha... ” Sang dermawan hanya tertawa keras.
”Mengapa Tuan Tertawa” Tanya penduduk miskin yang sudah mulai renta itu dengan
Raut yang tidak senang.
”Aku tertawa, karena tidak paham maksud pertanyaan tuan
”Dikampung ini orang kaya bukan hanya Tuan saja, dan semua orang kaya di sini selalu
membanggakan kekayaannya sehingga kami menjadi tahu seberapa kaya mereka,sedangkan Tuan, kami tidak pernah tahu seberapa banyak kekayaan yang tuan miliki” Mendapatkan jawaban itu si Dermawan terdiam dan mencerna setiap kata yang didengarnya lalu dirinya tiba-tiba menarik nafas dalam-dalam, memandang jauh kedepan sehingga yang bertanyapun semakin penasaran.
”Dulu aku juga pernah menjadi orang kaya, aku selalu bercerita kepada semua orang yang aku temui tentang apa yang aku miliki. Bahkan tidak jarang aku melebih-lebihkan. dan setelah bercerita aku begitu bangga” Lanjut penduduk miskin yang belum mendapatkan penjelasan, dirinya mempertegas bahwa dengan bercerita tentang kekayaan yang kita punya akan membuat bangga. Makanya aku heran mengapa Tuan tidak melakukan hal yang sama seperti dirinya dulu atau seperti orang kaya yang ada sekarang.
”Ayolah Tuan bercerita sekali ini saja dan aku berjanji aku tidak akan membocorkan
berapa banyak harta yang tuan miliki” kali ini dia ganti strategi merayu dan berharap
Orang kaya yang ada didepannya mau membocorkan rahasia kekayaannya.
”Maaf Tuan, Aku tidak punya apa-apa yang bisa diceritakan,dan kalaupun ada aku malu
Memberi tahu kepada tuan, sebab apa yang aku miliki hanya sebutir debu dibandingkan
Yang Maha Kaya aku harap tuan memaklumi” Si dermawan pun akhirnya memberikan
Jawaban, saat itu pula penduduk miskin itu tersadar, mengapa selama ini si Dermawan
tidak pernah menggembor-gemborkan harta kekayaanya .
”Ternyata Tuan tidak hanya kaya, tetapi juga bijak” Puji penduduk miskin tersebut yang
diwajahnya tergambar ada semacam penyesalan dalam dirinya kemudian dirinya
melanjutkan ucapannya. ”Andaikan waktu itu bisa diputar kembali aku pun ingin seperti Tuan” . ”Tuan terlalu berlebihan, Percayalah Tuan. ” KITA PUNYA BATANG EMAS, ORANG LAIN PASTI PUNYA TIMBANGANNYA”
Sahabat,
Kita memang sering mendapatkan orang-orang yang selalu membangga-banggakan apa yang dia miliki, seorang Ibu yang memuji-muji anaknya didepan orang lain, para intelek yang bercerita tentang kepintarannya dan orang kaya yang merasa dirinya paling hebat. Namun tanpa disadari bahwa yang mereka ucapkan akan tinggal menjadi kisah usang yang tidak bernilai.
Banyak pula orang yang melebih-lebihkan dari apa yang dimiliki, mereka tidak
mau terlihat biasa, mereka gengsi mengakui keberadaan yang sesungguhnya, sehingga
mereka beranggapan dengan seperti itu mereka bisa menutupi yang sebenarnya.
tanpa mereka sadari mereka pun menjadi bagian dari orang yang ” Tong kosong nyaring
bunyinya”. Begitu omongan mereka tidak terbukti dan diketahui orang lain maka
mereka pun mendapatkan masalah baru yaitu harus menanggung malu.
Sejatinya hidup kita tidak perlu membangga-banggakan dengan apa yang kita
punya. Seperti pepatah ”DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT”.Takkan ada gunanya kita pamer kepada orang lain. Apa yang kita miliki entah itu ilmu, keluarga maupun harta biarkan orang lain yang menilainya.
Percayalah kita tidak akan kehilangan kehormatan dan kita juga tidak pernah
takut bahwa orang tidak mengenal siapa kita sesengguhnya. Orang jauh lebih jeli yang ada pada diri kita dan siapa kita sesungguhnya. Banyak orang mendapatkan malu akibat ulahnya sendiri, banyak juga yang hidup tidak tenang akibat perkataannya, merekalah yang selalu bersaha menutupi kenyataan yang ada. Dengan demikian bukankah akan menambah masalah baru dalam hidup ini?
Sahabat, bandingkan ember yang terisi air hanya setengah dengan ember yang terisi penuh, saat terjadi benturan pasti goncangan pada air yang terisi setengah itu lebih hebat. Hal ini menggambarkan bahwa apa yang sering kita dengar dari orang yang
hanya memiliki kemampuan setengah-setengah jauh lebih dahsyat, sedangkan orang
yang mampu akan menjadi seperti padi ” Semakin berisi semakin merunduk”.
Sekali lagi kita tidak perlu menilai diri sendiri, biarkan orang lain yang menilai
Karena sesungguhnya merekalah yang lebih paham baik buruknya kita. Dan Allah SWT Maha Tahu apa yang kita sembunyikan dan apa yang kita pamerkan.
” Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (An-Nahl :23 )
” Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? ”. ( Al-Baqoroh :77 )
Di suatu perkampungan tinggal seorang yang sangat kaya dan orang itu juga terkenal dengan sangat dermawan. Dirinya tidak pernah segan-segan menolong siapa saja yang membutuhkan, ia tidak pandang bulu. Namun dibalik kekayaan yang ia miliki, dirinya tidak memamerkan harta yang dia punya dan dia pun selalu berpenampilan sangat bersahaja.
Pada suatu hari dia didatangi oleh salah seorang penduduk sekampung dan dia pun menyambutnya dengan sangat ramah, padahal penduduk itu sangat miskin.
Penduduk miskin tersebut terkesan buru-buru dan membuat si dermawan itu sedikit
bingung.
”Tuan apa yang bisa aku bantu?” Sapa si pemilik rumah dengan santun.
”Kali ini aku datang tidak meminta batuan apa pun, aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada tuan” Jawab si tamu dengan suara yang tenang sembari menatap tajam
kepada orang yang ada dihadapannya, mendapatkan dirinya ditatap seperti itu, dirinya tetap tenang dan tersenyum, karena memang iniah pembawanya sehari-hari.
”Kalau begitu silahkan Tuan bertanya”
”Tuan begitu kaya raya, kenapa Tuan tidak pernah menceritakan kekayaan Tuan kepada
Penduduk disini?”
”Ha... Ha...Ha... ” Sang dermawan hanya tertawa keras.
”Mengapa Tuan Tertawa” Tanya penduduk miskin yang sudah mulai renta itu dengan
Raut yang tidak senang.
”Aku tertawa, karena tidak paham maksud pertanyaan tuan
”Dikampung ini orang kaya bukan hanya Tuan saja, dan semua orang kaya di sini selalu
membanggakan kekayaannya sehingga kami menjadi tahu seberapa kaya mereka,sedangkan Tuan, kami tidak pernah tahu seberapa banyak kekayaan yang tuan miliki” Mendapatkan jawaban itu si Dermawan terdiam dan mencerna setiap kata yang didengarnya lalu dirinya tiba-tiba menarik nafas dalam-dalam, memandang jauh kedepan sehingga yang bertanyapun semakin penasaran.
”Dulu aku juga pernah menjadi orang kaya, aku selalu bercerita kepada semua orang yang aku temui tentang apa yang aku miliki. Bahkan tidak jarang aku melebih-lebihkan. dan setelah bercerita aku begitu bangga” Lanjut penduduk miskin yang belum mendapatkan penjelasan, dirinya mempertegas bahwa dengan bercerita tentang kekayaan yang kita punya akan membuat bangga. Makanya aku heran mengapa Tuan tidak melakukan hal yang sama seperti dirinya dulu atau seperti orang kaya yang ada sekarang.
”Ayolah Tuan bercerita sekali ini saja dan aku berjanji aku tidak akan membocorkan
berapa banyak harta yang tuan miliki” kali ini dia ganti strategi merayu dan berharap
Orang kaya yang ada didepannya mau membocorkan rahasia kekayaannya.
”Maaf Tuan, Aku tidak punya apa-apa yang bisa diceritakan,dan kalaupun ada aku malu
Memberi tahu kepada tuan, sebab apa yang aku miliki hanya sebutir debu dibandingkan
Yang Maha Kaya aku harap tuan memaklumi” Si dermawan pun akhirnya memberikan
Jawaban, saat itu pula penduduk miskin itu tersadar, mengapa selama ini si Dermawan
tidak pernah menggembor-gemborkan harta kekayaanya .
”Ternyata Tuan tidak hanya kaya, tetapi juga bijak” Puji penduduk miskin tersebut yang
diwajahnya tergambar ada semacam penyesalan dalam dirinya kemudian dirinya
melanjutkan ucapannya. ”Andaikan waktu itu bisa diputar kembali aku pun ingin seperti Tuan” . ”Tuan terlalu berlebihan, Percayalah Tuan. ” KITA PUNYA BATANG EMAS, ORANG LAIN PASTI PUNYA TIMBANGANNYA”
Sahabat,
Kita memang sering mendapatkan orang-orang yang selalu membangga-banggakan apa yang dia miliki, seorang Ibu yang memuji-muji anaknya didepan orang lain, para intelek yang bercerita tentang kepintarannya dan orang kaya yang merasa dirinya paling hebat. Namun tanpa disadari bahwa yang mereka ucapkan akan tinggal menjadi kisah usang yang tidak bernilai.
Banyak pula orang yang melebih-lebihkan dari apa yang dimiliki, mereka tidak
mau terlihat biasa, mereka gengsi mengakui keberadaan yang sesungguhnya, sehingga
mereka beranggapan dengan seperti itu mereka bisa menutupi yang sebenarnya.
tanpa mereka sadari mereka pun menjadi bagian dari orang yang ” Tong kosong nyaring
bunyinya”. Begitu omongan mereka tidak terbukti dan diketahui orang lain maka
mereka pun mendapatkan masalah baru yaitu harus menanggung malu.
Sejatinya hidup kita tidak perlu membangga-banggakan dengan apa yang kita
punya. Seperti pepatah ”DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT”.Takkan ada gunanya kita pamer kepada orang lain. Apa yang kita miliki entah itu ilmu, keluarga maupun harta biarkan orang lain yang menilainya.
Percayalah kita tidak akan kehilangan kehormatan dan kita juga tidak pernah
takut bahwa orang tidak mengenal siapa kita sesengguhnya. Orang jauh lebih jeli yang ada pada diri kita dan siapa kita sesungguhnya. Banyak orang mendapatkan malu akibat ulahnya sendiri, banyak juga yang hidup tidak tenang akibat perkataannya, merekalah yang selalu bersaha menutupi kenyataan yang ada. Dengan demikian bukankah akan menambah masalah baru dalam hidup ini?
Sahabat, bandingkan ember yang terisi air hanya setengah dengan ember yang terisi penuh, saat terjadi benturan pasti goncangan pada air yang terisi setengah itu lebih hebat. Hal ini menggambarkan bahwa apa yang sering kita dengar dari orang yang
hanya memiliki kemampuan setengah-setengah jauh lebih dahsyat, sedangkan orang
yang mampu akan menjadi seperti padi ” Semakin berisi semakin merunduk”.
Sekali lagi kita tidak perlu menilai diri sendiri, biarkan orang lain yang menilai
Karena sesungguhnya merekalah yang lebih paham baik buruknya kita. Dan Allah SWT Maha Tahu apa yang kita sembunyikan dan apa yang kita pamerkan.
” Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (An-Nahl :23 )
” Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? ”. ( Al-Baqoroh :77 )
DUNIA ! UNTUK APA ?2
Al-kisah, ada seorang lelaki tua yang pekerjaannya sebagai Petani Kangkung
dengan kehidupannya sangat sederhana. Ia hanya memiliki satu rumah terbuat
dari gubug kayu, memiliki seorang istri, dua orang anak dan satu buah sepeda
tua. Suatu ketika, ia pergi besama anak dan istrinya naik sepeda ke sebuah
taman. Sesampainya di taman tersebut, ia bermain bola bersama mereka. Ia
tertawa riang bersama keluarganya.
Tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki bermobil mewah
menghampirinya, lalu ia berkata, "Saya perhatikan dari tadi Bapak
kelihatannya bahagia sekali, kalau boleh saya tahu, apa pekerjaan Bapak ya?"
Bapak tua menjawab, saya hanya seorang petani kangkung yang setiap hari
membawa hasil pertanian saya ke pasar lalu saya menjualnya di pasar. Setelah
terjual, hasilnya saya gunakan untuk memberikan nafkah kepada keluarga
saya."
Lelaki bermobil mewah bertanya kembali, seberapa banyak kangkung yang Bapak
jual setiap hari? Ia menjawab, "Tergantung hasilnya Pak, tapi rata-rata
antara 20 sampai 30 ikat. Dan satu ikatnya saya jual Rp 500,-"
Lelaki tersebut kemudian bertanya, "Mengapa bapak meminta pembiayaan dari
Bank saja?" "Untuk apa?" jawab lelaki tua. "Supaya bapak bisa menambah modal
pertanian bapak." "Lalu untuk apa,?" tanyanya lagi.
Lelaki tersebut menjawab, "Supaya Bapak bisa menanam lebih banyak kangkung,
dan bisa menjual lebih banyak ke pasar." Lalu untuk apa? tanya Bapak tua
lagi. "Kalau bapak menjual banyak, tentu bapak akan mendapatkan uang lebih
banyak." Jawab lelaki bermobil mewah tersebut.
"Lalu untuk apa?" jawab Bapak tua lagi. "Kalau bapak membawa uang lebih
banyak, kehidupan bapak akan menjadi bahagia." Kata lelaki tersebut.
Kemudian Bapak tua dengan tenang menjawab, dengan jawaban yang tidak akan
pernah dilupakan lelaki tersebut. Katanya "Saya rasa saya tidak memerlukan
semua itu,Pak. Karena jika yang dituju adalah kebahagiaan, maka
alhamdulillah hidup saya dari dulu hingga saat ini sudah bahagia."
Bukan tidak boleh kita punya banyak harta asal bukan untuk berbangga diri
dan membuat orang lain ngiri
Bukan tidak boleh kita punya mobi mewah asal untuk mencari nafkah yang
hasilnya dipakai untuk menolong keluarga dan orang-orang bawah ketika
mendapatkan musibah
Bukan tidak boleh kita punya rumah megah asal kita masih ingat bahwa banyak
orang yang belum memiliki rumah hanya untuk sekedar melepas lelah, Jika
demikian maka itulah Kebahagiaan
” Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan yang
melenakan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-bangga
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan menumbuhkan tanam-tanaman
yang mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu
lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat kelak ada azab
yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia
ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu ”. (QS. Al-Hadid/ 57 : 20)
dengan kehidupannya sangat sederhana. Ia hanya memiliki satu rumah terbuat
dari gubug kayu, memiliki seorang istri, dua orang anak dan satu buah sepeda
tua. Suatu ketika, ia pergi besama anak dan istrinya naik sepeda ke sebuah
taman. Sesampainya di taman tersebut, ia bermain bola bersama mereka. Ia
tertawa riang bersama keluarganya.
Tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki bermobil mewah
menghampirinya, lalu ia berkata, "Saya perhatikan dari tadi Bapak
kelihatannya bahagia sekali, kalau boleh saya tahu, apa pekerjaan Bapak ya?"
Bapak tua menjawab, saya hanya seorang petani kangkung yang setiap hari
membawa hasil pertanian saya ke pasar lalu saya menjualnya di pasar. Setelah
terjual, hasilnya saya gunakan untuk memberikan nafkah kepada keluarga
saya."
Lelaki bermobil mewah bertanya kembali, seberapa banyak kangkung yang Bapak
jual setiap hari? Ia menjawab, "Tergantung hasilnya Pak, tapi rata-rata
antara 20 sampai 30 ikat. Dan satu ikatnya saya jual Rp 500,-"
Lelaki tersebut kemudian bertanya, "Mengapa bapak meminta pembiayaan dari
Bank saja?" "Untuk apa?" jawab lelaki tua. "Supaya bapak bisa menambah modal
pertanian bapak." "Lalu untuk apa,?" tanyanya lagi.
Lelaki tersebut menjawab, "Supaya Bapak bisa menanam lebih banyak kangkung,
dan bisa menjual lebih banyak ke pasar." Lalu untuk apa? tanya Bapak tua
lagi. "Kalau bapak menjual banyak, tentu bapak akan mendapatkan uang lebih
banyak." Jawab lelaki bermobil mewah tersebut.
"Lalu untuk apa?" jawab Bapak tua lagi. "Kalau bapak membawa uang lebih
banyak, kehidupan bapak akan menjadi bahagia." Kata lelaki tersebut.
Kemudian Bapak tua dengan tenang menjawab, dengan jawaban yang tidak akan
pernah dilupakan lelaki tersebut. Katanya "Saya rasa saya tidak memerlukan
semua itu,Pak. Karena jika yang dituju adalah kebahagiaan, maka
alhamdulillah hidup saya dari dulu hingga saat ini sudah bahagia."
Bukan tidak boleh kita punya banyak harta asal bukan untuk berbangga diri
dan membuat orang lain ngiri
Bukan tidak boleh kita punya mobi mewah asal untuk mencari nafkah yang
hasilnya dipakai untuk menolong keluarga dan orang-orang bawah ketika
mendapatkan musibah
Bukan tidak boleh kita punya rumah megah asal kita masih ingat bahwa banyak
orang yang belum memiliki rumah hanya untuk sekedar melepas lelah, Jika
demikian maka itulah Kebahagiaan
” Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan yang
melenakan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-bangga
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan menumbuhkan tanam-tanaman
yang mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu
lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat kelak ada azab
yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia
ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu ”. (QS. Al-Hadid/ 57 : 20)
Komitmen Harus Dibarengi Dengan Konsekuensi
Wajah dan tubuh memang penting untuk tetap membuat pasangan kita tetap menyukai dan mencintai kita.Tapi itu bukanlah faktor utama dan yang paling vital. Karena setelah menikah rasa cinta yang dulu mengebu-gebu sebelum pernikahan dan awal -awal pernikahan mulai berubah menjadi rasa cinta yang penuh kasih sayang.
Sayang karena melihat pengorbanan pasangan kita sayang karena kita dan pasangan bisa menerima apa adanya diri kita seasli-aslinya tidak seperti waktu masa sebelum bersama,yang selalu ditutupi dari segala keburukan dan kejelekan,berusaha menutupi kekurangan menjadi sesempurna mungkin (jaga imej) dihadapan kekasih kita karena malu dan sebagainya,ingin tampil sempurna sebagai wanita atau lelaki ideal idaman.
Tetapi setelah memasuki jenjang pernikahan semuanya berubah.Semuanya mulai terlihat asli dan palsunya semua sifat dan kharakter buruknya kelihatan.Bertahun-tahun menjalin hubungan dan mengenal dekat seluruh sifat dan kebiasanya tetapsaja setelah menikah harus balik lagi mengenal dari awal.
Kenapa???
Karena pada waktu pra nikah walaupun kita memiliki sifat jelek atau buruk selalu berusaha menahannya,menutupi dan menampilkan yang baik-baik saja,apalagi rasa cintanya masih menggebu-gebu dan rindunya (perasaanya) mengalahkan rasional.
Maka banyak yang shock dengan pernikahan yang jauh dari bayangan sebelumnya ,kita hanya membayangkan yang indah-indah saja,kenyataanya sungguh berubah drastis, Belum lagi masalah-masalah perebedaan dua keluarga dan kebiaasan yang butuh waktu lama untuk memahami dan beradaftasi dengan baik, kesulitan-kesulitan hidup seperti ekonomi, anak-anak dan keluarga besar dua pihak yang menambah perubahan drastis dalam hidup kita.
Karena itulah hidup yang sesungguhnya, bukan dunia cinta sebelumnya yaitu masa pacaran atau mengenal yang penuh jaim dan pura-pura. Jadi tidak ada pengaruhnya lama atau sebentar mengenal pasangan dengan kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga.Karena sifat manusia memang seperti itu dan tidak ada pasangan yang tidak memiliki kekurangan,justru itulah yang disebut sempurna,kelebihan dan kekuranganya, tugas kita melengkapi kekurangan pasangan, menyempurnakanya.
Maka, mutlak diperlukan komitmen sebelum awal pernikahan,komitmen bersama untuk mencapai kesepakatan dan menghindari kekecewaan terhadap pasangan dan kenyatan yang sebenarnya.
Bagimana cara nya berkomitmen dari awal ? bisa dimulai dari diri kita sendiri untuk meyakinkan kesadaran bahwa kita menerima pasangan bukan hanya kbaikan atau kelebihan yang dimilikinya tapi juga kekurangan atau kejelakannya, siap menerima semua konsekuensinya apapun itu nanti.Kalau sudah berazam maka kita akan memiliki kesadaran bahwa semua yang kita dapatkan adalah murni pilihan kita.
Komitmen pendiidkan anak dan lain-lainya pun harus dibicarakan sedikitnya dari awal sebagai gambaran untuk menyamakan pemikiran/fikrah/visi harus satu jalan. Misalnya, dalam mendidik anak,penghasilan,tujuan pernikahan,ekonomi (nafkah dan harta) dan lain-lainya.
Akhirnya hanya pasangan kitalah yang terbaik yang bisa mengerti kita ,memahami kita memaafkan kekurangan kita dan cocok buat kita. Dan kalaupun kita menganggap orang lain sempurna atau ideal maka belum tentu cocok dengan kharakter dan sifat atau kebiasaan kita.Dan bila oarang lain terbaik tentu mendapatkannya yang terbaik.Maka hanya bersyukur dan rasa menerima setelah memaklumi pasangan adalah yang memunculkan rasa bahagia,sejatinya bahagia hanyalah permainan pikiran kita, kita yang menentukan hidup kita bahagia atau tidak,bukan orang lain.
Sayang karena melihat pengorbanan pasangan kita sayang karena kita dan pasangan bisa menerima apa adanya diri kita seasli-aslinya tidak seperti waktu masa sebelum bersama,yang selalu ditutupi dari segala keburukan dan kejelekan,berusaha menutupi kekurangan menjadi sesempurna mungkin (jaga imej) dihadapan kekasih kita karena malu dan sebagainya,ingin tampil sempurna sebagai wanita atau lelaki ideal idaman.
Tetapi setelah memasuki jenjang pernikahan semuanya berubah.Semuanya mulai terlihat asli dan palsunya semua sifat dan kharakter buruknya kelihatan.Bertahun-tahun menjalin hubungan dan mengenal dekat seluruh sifat dan kebiasanya tetapsaja setelah menikah harus balik lagi mengenal dari awal.
Kenapa???
Karena pada waktu pra nikah walaupun kita memiliki sifat jelek atau buruk selalu berusaha menahannya,menutupi dan menampilkan yang baik-baik saja,apalagi rasa cintanya masih menggebu-gebu dan rindunya (perasaanya) mengalahkan rasional.
Maka banyak yang shock dengan pernikahan yang jauh dari bayangan sebelumnya ,kita hanya membayangkan yang indah-indah saja,kenyataanya sungguh berubah drastis, Belum lagi masalah-masalah perebedaan dua keluarga dan kebiaasan yang butuh waktu lama untuk memahami dan beradaftasi dengan baik, kesulitan-kesulitan hidup seperti ekonomi, anak-anak dan keluarga besar dua pihak yang menambah perubahan drastis dalam hidup kita.
Karena itulah hidup yang sesungguhnya, bukan dunia cinta sebelumnya yaitu masa pacaran atau mengenal yang penuh jaim dan pura-pura. Jadi tidak ada pengaruhnya lama atau sebentar mengenal pasangan dengan kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga.Karena sifat manusia memang seperti itu dan tidak ada pasangan yang tidak memiliki kekurangan,justru itulah yang disebut sempurna,kelebihan dan kekuranganya, tugas kita melengkapi kekurangan pasangan, menyempurnakanya.
Maka, mutlak diperlukan komitmen sebelum awal pernikahan,komitmen bersama untuk mencapai kesepakatan dan menghindari kekecewaan terhadap pasangan dan kenyatan yang sebenarnya.
Bagimana cara nya berkomitmen dari awal ? bisa dimulai dari diri kita sendiri untuk meyakinkan kesadaran bahwa kita menerima pasangan bukan hanya kbaikan atau kelebihan yang dimilikinya tapi juga kekurangan atau kejelakannya, siap menerima semua konsekuensinya apapun itu nanti.Kalau sudah berazam maka kita akan memiliki kesadaran bahwa semua yang kita dapatkan adalah murni pilihan kita.
Komitmen pendiidkan anak dan lain-lainya pun harus dibicarakan sedikitnya dari awal sebagai gambaran untuk menyamakan pemikiran/fikrah/visi harus satu jalan. Misalnya, dalam mendidik anak,penghasilan,tujuan pernikahan,ekonomi (nafkah dan harta) dan lain-lainya.
Akhirnya hanya pasangan kitalah yang terbaik yang bisa mengerti kita ,memahami kita memaafkan kekurangan kita dan cocok buat kita. Dan kalaupun kita menganggap orang lain sempurna atau ideal maka belum tentu cocok dengan kharakter dan sifat atau kebiasaan kita.Dan bila oarang lain terbaik tentu mendapatkannya yang terbaik.Maka hanya bersyukur dan rasa menerima setelah memaklumi pasangan adalah yang memunculkan rasa bahagia,sejatinya bahagia hanyalah permainan pikiran kita, kita yang menentukan hidup kita bahagia atau tidak,bukan orang lain.
Sabtu, 27 Maret 2010
Air Gula untuk Bayiku
Awal tahun 2007, IS (inisial nama) adalah seorang pemilik warung nasi di salah satu kota di jawa timur yang sebulan penghasilannya rata-rata hanya cukup buat makan dan ditabung untuk bayar kontrakan. Hidupnya ingin berubah. Suatu saat IS menonton TV. Di sana ada saya katanya sedang bertutur, bahwa kalau mau ditolong Allah, tos-tosan saja sedekahnya. Dan insya Allah akan diganti sama Allah dalam 1 minggu. Itu kalau kita percaya Allah menggantinya dalam 1 minggu. Saat itu, ia ada uang 1 juta rupiah. Uang itu sejatinya ditahan untuk tabungan bayar kontrakan yang 2 bulan lagi bakalan habis. Juga susu anak, listrik, dan lain-lain.
Pertama IS ingin menyedekahkan 600 ribu, dengan harapan Allah akan mengganti 10 kali lipat menjadi 6 juta sehingga bisa buat beli motor. Sisanya buat beli susu anak dll. Tetapi kemudian isterinya bertanya
" Mas yakin ?" IS menjawab " Saya yakin sekali ...ini janji Allah, janjinya pasti ditepati."
Tapi kemudian dia berpikir, kalau cuma 600 ribu tanggung, mengapa tidak semuanya saja disedekahkan?
Akhirnya IS dan istrinya sepakat untuk menyedekahkan seluruh uang itu, dengan segala resikonya. Sekian minggu ia tunggu keajaiban sedekah, tapi tak kunjung datang. Setiap malam qiyamullail, setiap pagi sholat dluha. Susu anak sudah ia gantikan dengan air gula. Biar Allah tahu...Masa katanya mati. Ia kasih biskuit-biskuit kecil pengganjal makanan. Rasa sesal di hati istrinya selalu ia tepis dengan keyakinan bahwa Allah tidak mungkin menyia-nyiakan iman dan amal salehnya atas janji-janji Tuhannya.
Keyakinan dan kesabarannya berbuah. Keridhaan bayinya juga meminum air gula, membuat keberkahan Allah datang. Dan datangnya ga maen-maen. Ia dapat order menangani katering 16.000 orang 3x sehari, alias katering dengan 48.000 porsi per hari. Ini menjadi berkah buatnya.
Hanya dalam hitungan beberapa bulan saja, uangnya sudah 1 milyar.
Dari dia, ada pesan yang disampaikannya lewat saya:
"Sekali sudah ditempuh jalan Allah, tidak ada cerita tidak berhasil....Pasti berhasil.
Hanya... sabar dan terus jalani kehidupan ini.
Biarlah ia mengalir...
Melewati tikungan anak sungai yang namanya kesulitan, kesukaran..
Sebagaimana alaminya alam ini yang berisi dua hal; kesenangan dan kesusahan.
Sungai pasti ada ujungnya.
Dan inilah yang menjadi KEYAKINAN kita."
Ada juga bumbu kisahnya yang tak kalah menariknya.
Di tengah situasinya yang hampir bener-bener game over...
Hampir mereka ini pinjam uang ke kerabat dekat, atau bahkan orang tua.
Tapi mereka ga jadi minjem....Mereka bilang:
"Andai kami jadi pinjam, maka Allah belum tentu bakal turun tangan.
Kami saat itu pasrah dan tawakkal….
Andai kami diusir dari kontrakannya…
Andai kami tidak bisa bayar listrik kontrakannya lalu malu dengan pemilik kontrakan...
Andai kami tidak bisa membeli susu buat anakku lalu anakku jadi sakit, atau mati sekalipun,
Maka biarlah Allah TAHU….
bahwa semua ini terjadi sebab kami berdiri di atas KEYAKINAN akan JANJI-JANJI Allah.
Masa iya itu semua akan terjadi ?"
Begitulah IS dan istrinya meyakinkan diri mereka.
Dan sekalian saja pikir mereka, mereka betul-betul kosong, supaya Allah segera menunjukkan KUASA-Nya.
Subhaanallaah…. Di saat “bercanda” dengan kesusahannya, IS ditanya istrinya,
“Kalau nanti gak bisa bayar kontrakan, kita diusir…nanti kita tinggal dimana?”
IS menjawab dengan yakin sambil menunjuk rumah yang bagus diseberang jalan,
“ Mah, jangan takut, nanti kita akan membeli rumah di depan itu... dan Allah mendengar apa yang aku katakan”
Isterinya menjawab “ Mas yang benar aja, itu pasti mahal sekali”
IS dan istrinya akhirnya memberanikan diri menawar rumah bagus tersebut.
Gak tanggung-tanggung seharga 700 juta rupiah, sebagai “alternatif” andai mereka benar-benar diusir dari kontrakannya.
Dia tawar rumah tersebut, dan mengatakan akan membayar dalam tempo 2 bulan.
Cara bicaranya meyakinkan, sungguhpun si pemilik rumah tidak yakin dengan penampilan pembeli rumahnya.
Dan itu kelak benar-benar terjadi. Masya Allah.
Bahkan bukan hanya rumah itu yang bisa ia beli tepat waktu. Tapi juga ia bisa membangun satu perusahaan katering dengan aset hampir 20 milyaran dalam tempo hanya 1 tahun. Bahkan untuk tahun 2008, dia memegang kontrak katering yang sangat-sangat besar. Sejumlah 37 milyar rupiah.
Subhaanallaah, walhamdulillah.
Pertama IS ingin menyedekahkan 600 ribu, dengan harapan Allah akan mengganti 10 kali lipat menjadi 6 juta sehingga bisa buat beli motor. Sisanya buat beli susu anak dll. Tetapi kemudian isterinya bertanya
" Mas yakin ?" IS menjawab " Saya yakin sekali ...ini janji Allah, janjinya pasti ditepati."
Tapi kemudian dia berpikir, kalau cuma 600 ribu tanggung, mengapa tidak semuanya saja disedekahkan?
Akhirnya IS dan istrinya sepakat untuk menyedekahkan seluruh uang itu, dengan segala resikonya. Sekian minggu ia tunggu keajaiban sedekah, tapi tak kunjung datang. Setiap malam qiyamullail, setiap pagi sholat dluha. Susu anak sudah ia gantikan dengan air gula. Biar Allah tahu...Masa katanya mati. Ia kasih biskuit-biskuit kecil pengganjal makanan. Rasa sesal di hati istrinya selalu ia tepis dengan keyakinan bahwa Allah tidak mungkin menyia-nyiakan iman dan amal salehnya atas janji-janji Tuhannya.
Keyakinan dan kesabarannya berbuah. Keridhaan bayinya juga meminum air gula, membuat keberkahan Allah datang. Dan datangnya ga maen-maen. Ia dapat order menangani katering 16.000 orang 3x sehari, alias katering dengan 48.000 porsi per hari. Ini menjadi berkah buatnya.
Hanya dalam hitungan beberapa bulan saja, uangnya sudah 1 milyar.
Dari dia, ada pesan yang disampaikannya lewat saya:
"Sekali sudah ditempuh jalan Allah, tidak ada cerita tidak berhasil....Pasti berhasil.
Hanya... sabar dan terus jalani kehidupan ini.
Biarlah ia mengalir...
Melewati tikungan anak sungai yang namanya kesulitan, kesukaran..
Sebagaimana alaminya alam ini yang berisi dua hal; kesenangan dan kesusahan.
Sungai pasti ada ujungnya.
Dan inilah yang menjadi KEYAKINAN kita."
Ada juga bumbu kisahnya yang tak kalah menariknya.
Di tengah situasinya yang hampir bener-bener game over...
Hampir mereka ini pinjam uang ke kerabat dekat, atau bahkan orang tua.
Tapi mereka ga jadi minjem....Mereka bilang:
"Andai kami jadi pinjam, maka Allah belum tentu bakal turun tangan.
Kami saat itu pasrah dan tawakkal….
Andai kami diusir dari kontrakannya…
Andai kami tidak bisa bayar listrik kontrakannya lalu malu dengan pemilik kontrakan...
Andai kami tidak bisa membeli susu buat anakku lalu anakku jadi sakit, atau mati sekalipun,
Maka biarlah Allah TAHU….
bahwa semua ini terjadi sebab kami berdiri di atas KEYAKINAN akan JANJI-JANJI Allah.
Masa iya itu semua akan terjadi ?"
Begitulah IS dan istrinya meyakinkan diri mereka.
Dan sekalian saja pikir mereka, mereka betul-betul kosong, supaya Allah segera menunjukkan KUASA-Nya.
Subhaanallaah…. Di saat “bercanda” dengan kesusahannya, IS ditanya istrinya,
“Kalau nanti gak bisa bayar kontrakan, kita diusir…nanti kita tinggal dimana?”
IS menjawab dengan yakin sambil menunjuk rumah yang bagus diseberang jalan,
“ Mah, jangan takut, nanti kita akan membeli rumah di depan itu... dan Allah mendengar apa yang aku katakan”
Isterinya menjawab “ Mas yang benar aja, itu pasti mahal sekali”
IS dan istrinya akhirnya memberanikan diri menawar rumah bagus tersebut.
Gak tanggung-tanggung seharga 700 juta rupiah, sebagai “alternatif” andai mereka benar-benar diusir dari kontrakannya.
Dia tawar rumah tersebut, dan mengatakan akan membayar dalam tempo 2 bulan.
Cara bicaranya meyakinkan, sungguhpun si pemilik rumah tidak yakin dengan penampilan pembeli rumahnya.
Dan itu kelak benar-benar terjadi. Masya Allah.
Bahkan bukan hanya rumah itu yang bisa ia beli tepat waktu. Tapi juga ia bisa membangun satu perusahaan katering dengan aset hampir 20 milyaran dalam tempo hanya 1 tahun. Bahkan untuk tahun 2008, dia memegang kontrak katering yang sangat-sangat besar. Sejumlah 37 milyar rupiah.
Subhaanallaah, walhamdulillah.
Membenci itu Melelahkan
Mencintai pekerjaan dan apa-apa yang anda lakukan dikeseharian adalah tangga menuju kesuksesan...
Membenci itu melelahkan karena banyak mengeluarkan energi..
Waktu dan tenaga kita terbuang sia-sia....
Kalau misal kita berkata " Tidak ada maaf bagimu...'
Berarti kita melebihi kuasa Tuhan..
Padahal dalam hadits Jelas
Iblis berkata kepada Robbnya, "Dengan keagungan dan kebesaranMu, aku tidak akan berhenti menyesatkan bani Adam selama mereka masih bernyawa." Lalu Allah berfirman: "Dengan keagungan dan kebesaranKu, Aku tidak akan berhenti mengampuni mereka selama mereka beristighfar". (HR. Ahmad)
jadi ..Maafkanlah...!!
Jika Engkau sudah putuskan hal-hal apa yang Anda Akan Lakukan..
Maka Cintailah Apa yang Anda lakukan ...
Sekali Lagi Cintailah...!!
Atau Jangan Lakukan Sama-sekali...
Karena Pekerjaan Setengah-setengah tidak ada Manfaatnya.....
Dan melelahkan...seperti halnya membenci..
Sangat Melelahkan....
Tersenyumlah…….
Seperti Cahaya fajar yang selalu tersenyum di pagi hari yang Cerah...
Membenci itu melelahkan karena banyak mengeluarkan energi..
Waktu dan tenaga kita terbuang sia-sia....
Kalau misal kita berkata " Tidak ada maaf bagimu...'
Berarti kita melebihi kuasa Tuhan..
Padahal dalam hadits Jelas
Iblis berkata kepada Robbnya, "Dengan keagungan dan kebesaranMu, aku tidak akan berhenti menyesatkan bani Adam selama mereka masih bernyawa." Lalu Allah berfirman: "Dengan keagungan dan kebesaranKu, Aku tidak akan berhenti mengampuni mereka selama mereka beristighfar". (HR. Ahmad)
jadi ..Maafkanlah...!!
Jika Engkau sudah putuskan hal-hal apa yang Anda Akan Lakukan..
Maka Cintailah Apa yang Anda lakukan ...
Sekali Lagi Cintailah...!!
Atau Jangan Lakukan Sama-sekali...
Karena Pekerjaan Setengah-setengah tidak ada Manfaatnya.....
Dan melelahkan...seperti halnya membenci..
Sangat Melelahkan....
Tersenyumlah…….
Seperti Cahaya fajar yang selalu tersenyum di pagi hari yang Cerah...
Cantik, Kaya, kok Bunuh Diri?
Aisyah, anakku yang berusia 7 tahun mengalihkan pandangannya
pada jadwal pertandingan sepakbola di sebuah Koran. Tapi
tiba-tiba saja ia bertanya,
"Bu, siapa sih Marlyn Monroe itu?"
"Oooh... itu bintang film Amerika yang terkenal," jawabku
sekenanya.
Aku mengira jawaban itu sudah cukup untuk pertanyaan Aisyah.
Tapi ternyata tidak. Ia melanjutkan jawabanku itu dengan
pertanyaan lain yang membuatku cukup repot menjawabnya.
"Kalau bom seks itu maksudnya apa?" begitu tanya Aisyah.
Terus terang aku terkejut dengan pertanyaan itu. Aku diam
sejenak, lalu mengatakan,
"Itu wanita yang memamerkan kecantikannya. Mereka mengira
dengan begitu akan bisa terkenal, disanjung, dan mendapatkan
uang dengan cepat," kataku hati-hati.
"Wahh... pasti para ratu kecantikan itu cantik sekali
wajahnya ya Bu" katanya polos.
"Ya... katanya sih memang begitu," kataku apa
adanya.Lagi-lagi kukira dialog kami akan selesai di sini,
tapi ternyata tidak. Aisyah, putriku yang baru duduk di kelas
2 SD itu memang kritis. Ia pun melontarkan pertanyaan lagi
yang menjadikanku lebih serius menanggapi pertanyaannya.
"Kok ibu bilangnya pakai "katanya', memangnya Marilyn Monroe
sekarang sudah tua atau sudah tidak cantik lagi?"
"Bukan begitu, dia sekarang sudah meninggal... bunuh diri..."
begitu jawabku. Kupikir aku memang harus bisa menjelaskan
masalah ini dengan baik kepada putriku.
Setelah perkataanku itu, Aisyah meletakkan koran yang ada di
tangannya dan mendekatiku sambil mengatakan, "Kenapa bu? Kan
tadi ibu bilang ia orangnya cantik, kaya, terkenal. Kenapa
dia bunuh diri?"
Aku mencoba menenangkan diri dan menjawab pertanyaannya
perlahan. "Yah, ia memang cantik, terkenal dan kaya. Tapi itu
semua sekali tidak membuatnya bahagia," kataku sambil
menarik nafas. Kali ini aku sudah menduga kalau jawabanku itu
akan memancing pertanyaannya lagi. Justru sekarang aku yang
ingin agar dia kritis terhadap jawabanku tadi. Aku pun
bersiap mendengarkan pertanyaan berikutnya.
"Bagaimana mungkin bu, orang cantik, terkenal, kaya, tapi
tidak bahagia?" katanya. Pertanyaan itu yang memang kutunggu.
Aku menjawab, "Ya, karena hatinya kelaparan dan Ruhaninya
kering."
"Apa bu, hatinya kelaparan? Maksudnya bagaimana sih?"
tanyanya makin penasaran.
Aku terdiam sejenak, berfikir untuk bisa menjelaskan masalah
ini dengan tepat.
"Puteriku, manusia itu seperti yang diajarkan oleh agama kita
terdiri dari tubuh, pikiran dan hati. Agar seseorang bisa
hidup seimbang, bahagia, dan sehat, maka semuanya itu harus
diberi makanan. Makanan tubuh kita itu adalah nasi, buah atau
minuman. Pikiran kita makanannya adalah ilmu pengetahuan
seperti yang engkau pelajari di sekolah dan apa yang kau baca diberbagai media, Sedangkan hati,makanannya adalah melaksanakan aturan Agama dengan penuh keyakinan seperti Iman akan adanya Allah, iman dengan takdir-Nya, kasih sayang-Nya, kekuasaan-Nya, iman kepada hari akhirat dan ain-lain. Sepanjang apapun seseorang hidup, pasti akhirnya akan kembali kepada Allah SWT. Kita akan berhadapan dengan Allah dan mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita di hadapan Allah... Saat itu, balasan yang kita terima hanya satu dari dua, surga atau neraka. Dan Allah tak mungkin tidak adil terhadap hamba-Nya
"
Anakku tampak serius sekali memperhatikan uraian tadi. Ia pun
terdiam, sepertinya berpikir. "Apakah Marilyn Monroe tidak
mengetahui hal itu sehingga ia bunuh diri?" katanya.
"Bisa jadi ia tahu tapi mungkin belum yakin. Tapi umumnya orang yang bunuh diri itu
adalah karena putus asa dan kekecewaan yang sangat berat.
Putus asa seperti itu tidak dialami oleh seorang yang
beriman. Dalam surat Yusuf Allah swt berfirman, "Tidaklah
orang yang putus asa kepada rahmat Allah itu kecuali
orang-orang yang kafir..." Meskipun ia mengalami kesulitan,
penderitaan dan berbagai kesusahan, tapi orang beriman tetap
percaya pada kasih sayang Allah SWT. Ia bisa melakukan
sholat, berdo'a, berdzikir, membaca al-Qur`an yang menjadikan
hatinya terang dan jiwanya segar kembali. Karena itulah
orang-orang beriman saja yang bisa hidup bahagia ...."
Sahabat, sering kita mendengar kata IMAN, bahkan membacanya sendiri teori Iman diberbagai kitab, tapi mengapa Nikmat dan Indahnya Iman itu kadang masih belum terasa? Karena kita kadang tidak berani minta bukti atau mencari bukti terhadap apa yang kita imani ( yakini ). Mengapa kita harus minta bukti atau mencari bukti ? agar Iman kita ini tidak setengah-setengah tapi totalitas karena dengan melihat langsung atau merasakan langsung akan menumbuhkan keimanan yang kokoh tak tergoyahkan.
Seorang Ibrahim, manusia pilihan setelah beliau mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan Bintang, Bulan dan Matahari, kemudian beliau minta bukti ingin melihat bagaimana Allah menghidupkan seekor burung yang telah dicincang menjadi empat bagian, dan Allahpun memperlihatkan kekuasaannya itu kepada Nabi Ibrahim.
Seorang Musa, manusia pilihan setelah beliau mampu berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, masih minta agar beliau bisa meihat secara langsung Dzat Allah SWT, dan Allahpun lagi2 memperlihatkan Dzatnya itu kepada Musa namun Musa tidak mampu melihatnya karena Gunung yang kokoh didepan matanya saja hancur lebur setelah melihat Dzat Allah SWT.
Kalau Nabi-Nabi pilihan saja minta bukti, mengapa kita yang manusia biasa tidak berani minta bukti ? Bagaimana caranya ? buatlah sebuah Proyek lalu munajatkan kepada Allah yang Maha Mendengar pinta kita.. Mulai dari Proyek kecil-kecilan sampai Mega Proyek silahkan minta bukti gak usah takut, Bagaimana merasakan pertolonganNYA, Kasih SayangNYA, PemaafNYA dan segalanya
Contoh : Proyek Cari Jodoh, pertama yakinkan diri kita siap menikah, telah mempersiapkan segala sesuatu tentang pernikahan sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, telah mempelajari dengan baik hal-hal dan aturan2 pernikahan, setelah itu mintalah bukti akan kekuasaan Allah SWT mendatangkan Jodoh yang telah ada di TangnNYA.
” Ya Allah, Engkau yang Maha Mendengar dan Maha Kuasa, Engkau Maha Tahu betapa nafsuku telah menguasai sendi-sendi tulangku dan aliran darahku, betapa mataku tak mampu lagi menundukkan pandangan terhadapan kecantikan dan ketampanan makhluk ciptaanMU, betapa hatiku telah iri melihat kemesraan yang telah dipertontonkan disetiap perjalannku. Ya Allah karena jodohku ada dalam genggaman TanganMU, lepaskanlah genggamanMU dan berikanlah padaku ”, Insya Allah tak lama berbagai jalan mudah akan kita temui dan jika ini terjadi, maka itulah IMAN akan tertanam. IMAN BUKAN DIUCAPKAN TAPI DIBUKTIKAN & DIRASAKAN .
pada jadwal pertandingan sepakbola di sebuah Koran. Tapi
tiba-tiba saja ia bertanya,
"Bu, siapa sih Marlyn Monroe itu?"
"Oooh... itu bintang film Amerika yang terkenal," jawabku
sekenanya.
Aku mengira jawaban itu sudah cukup untuk pertanyaan Aisyah.
Tapi ternyata tidak. Ia melanjutkan jawabanku itu dengan
pertanyaan lain yang membuatku cukup repot menjawabnya.
"Kalau bom seks itu maksudnya apa?" begitu tanya Aisyah.
Terus terang aku terkejut dengan pertanyaan itu. Aku diam
sejenak, lalu mengatakan,
"Itu wanita yang memamerkan kecantikannya. Mereka mengira
dengan begitu akan bisa terkenal, disanjung, dan mendapatkan
uang dengan cepat," kataku hati-hati.
"Wahh... pasti para ratu kecantikan itu cantik sekali
wajahnya ya Bu" katanya polos.
"Ya... katanya sih memang begitu," kataku apa
adanya.Lagi-lagi kukira dialog kami akan selesai di sini,
tapi ternyata tidak. Aisyah, putriku yang baru duduk di kelas
2 SD itu memang kritis. Ia pun melontarkan pertanyaan lagi
yang menjadikanku lebih serius menanggapi pertanyaannya.
"Kok ibu bilangnya pakai "katanya', memangnya Marilyn Monroe
sekarang sudah tua atau sudah tidak cantik lagi?"
"Bukan begitu, dia sekarang sudah meninggal... bunuh diri..."
begitu jawabku. Kupikir aku memang harus bisa menjelaskan
masalah ini dengan baik kepada putriku.
Setelah perkataanku itu, Aisyah meletakkan koran yang ada di
tangannya dan mendekatiku sambil mengatakan, "Kenapa bu? Kan
tadi ibu bilang ia orangnya cantik, kaya, terkenal. Kenapa
dia bunuh diri?"
Aku mencoba menenangkan diri dan menjawab pertanyaannya
perlahan. "Yah, ia memang cantik, terkenal dan kaya. Tapi itu
semua sekali tidak membuatnya bahagia," kataku sambil
menarik nafas. Kali ini aku sudah menduga kalau jawabanku itu
akan memancing pertanyaannya lagi. Justru sekarang aku yang
ingin agar dia kritis terhadap jawabanku tadi. Aku pun
bersiap mendengarkan pertanyaan berikutnya.
"Bagaimana mungkin bu, orang cantik, terkenal, kaya, tapi
tidak bahagia?" katanya. Pertanyaan itu yang memang kutunggu.
Aku menjawab, "Ya, karena hatinya kelaparan dan Ruhaninya
kering."
"Apa bu, hatinya kelaparan? Maksudnya bagaimana sih?"
tanyanya makin penasaran.
Aku terdiam sejenak, berfikir untuk bisa menjelaskan masalah
ini dengan tepat.
"Puteriku, manusia itu seperti yang diajarkan oleh agama kita
terdiri dari tubuh, pikiran dan hati. Agar seseorang bisa
hidup seimbang, bahagia, dan sehat, maka semuanya itu harus
diberi makanan. Makanan tubuh kita itu adalah nasi, buah atau
minuman. Pikiran kita makanannya adalah ilmu pengetahuan
seperti yang engkau pelajari di sekolah dan apa yang kau baca diberbagai media, Sedangkan hati,makanannya adalah melaksanakan aturan Agama dengan penuh keyakinan seperti Iman akan adanya Allah, iman dengan takdir-Nya, kasih sayang-Nya, kekuasaan-Nya, iman kepada hari akhirat dan ain-lain. Sepanjang apapun seseorang hidup, pasti akhirnya akan kembali kepada Allah SWT. Kita akan berhadapan dengan Allah dan mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita di hadapan Allah... Saat itu, balasan yang kita terima hanya satu dari dua, surga atau neraka. Dan Allah tak mungkin tidak adil terhadap hamba-Nya
"
Anakku tampak serius sekali memperhatikan uraian tadi. Ia pun
terdiam, sepertinya berpikir. "Apakah Marilyn Monroe tidak
mengetahui hal itu sehingga ia bunuh diri?" katanya.
"Bisa jadi ia tahu tapi mungkin belum yakin. Tapi umumnya orang yang bunuh diri itu
adalah karena putus asa dan kekecewaan yang sangat berat.
Putus asa seperti itu tidak dialami oleh seorang yang
beriman. Dalam surat Yusuf Allah swt berfirman, "Tidaklah
orang yang putus asa kepada rahmat Allah itu kecuali
orang-orang yang kafir..." Meskipun ia mengalami kesulitan,
penderitaan dan berbagai kesusahan, tapi orang beriman tetap
percaya pada kasih sayang Allah SWT. Ia bisa melakukan
sholat, berdo'a, berdzikir, membaca al-Qur`an yang menjadikan
hatinya terang dan jiwanya segar kembali. Karena itulah
orang-orang beriman saja yang bisa hidup bahagia ...."
Sahabat, sering kita mendengar kata IMAN, bahkan membacanya sendiri teori Iman diberbagai kitab, tapi mengapa Nikmat dan Indahnya Iman itu kadang masih belum terasa? Karena kita kadang tidak berani minta bukti atau mencari bukti terhadap apa yang kita imani ( yakini ). Mengapa kita harus minta bukti atau mencari bukti ? agar Iman kita ini tidak setengah-setengah tapi totalitas karena dengan melihat langsung atau merasakan langsung akan menumbuhkan keimanan yang kokoh tak tergoyahkan.
Seorang Ibrahim, manusia pilihan setelah beliau mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan Bintang, Bulan dan Matahari, kemudian beliau minta bukti ingin melihat bagaimana Allah menghidupkan seekor burung yang telah dicincang menjadi empat bagian, dan Allahpun memperlihatkan kekuasaannya itu kepada Nabi Ibrahim.
Seorang Musa, manusia pilihan setelah beliau mampu berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, masih minta agar beliau bisa meihat secara langsung Dzat Allah SWT, dan Allahpun lagi2 memperlihatkan Dzatnya itu kepada Musa namun Musa tidak mampu melihatnya karena Gunung yang kokoh didepan matanya saja hancur lebur setelah melihat Dzat Allah SWT.
Kalau Nabi-Nabi pilihan saja minta bukti, mengapa kita yang manusia biasa tidak berani minta bukti ? Bagaimana caranya ? buatlah sebuah Proyek lalu munajatkan kepada Allah yang Maha Mendengar pinta kita.. Mulai dari Proyek kecil-kecilan sampai Mega Proyek silahkan minta bukti gak usah takut, Bagaimana merasakan pertolonganNYA, Kasih SayangNYA, PemaafNYA dan segalanya
Contoh : Proyek Cari Jodoh, pertama yakinkan diri kita siap menikah, telah mempersiapkan segala sesuatu tentang pernikahan sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, telah mempelajari dengan baik hal-hal dan aturan2 pernikahan, setelah itu mintalah bukti akan kekuasaan Allah SWT mendatangkan Jodoh yang telah ada di TangnNYA.
” Ya Allah, Engkau yang Maha Mendengar dan Maha Kuasa, Engkau Maha Tahu betapa nafsuku telah menguasai sendi-sendi tulangku dan aliran darahku, betapa mataku tak mampu lagi menundukkan pandangan terhadapan kecantikan dan ketampanan makhluk ciptaanMU, betapa hatiku telah iri melihat kemesraan yang telah dipertontonkan disetiap perjalannku. Ya Allah karena jodohku ada dalam genggaman TanganMU, lepaskanlah genggamanMU dan berikanlah padaku ”, Insya Allah tak lama berbagai jalan mudah akan kita temui dan jika ini terjadi, maka itulah IMAN akan tertanam. IMAN BUKAN DIUCAPKAN TAPI DIBUKTIKAN & DIRASAKAN .
Sebab-sebab dari dalam diri kita sendiri (Internal)
1. Kebodohan
Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.
2. Ketidakpedulian, keengganan dan melupakan
Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana.
Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124).
Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (dzikir) kepada Allah.
3. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.
4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti sabda Rasulullah, "..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk". Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.
Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.
2. Ketidakpedulian, keengganan dan melupakan
Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana.
Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124).
Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (dzikir) kepada Allah.
3. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.
4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti sabda Rasulullah, "..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk". Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.
Pengecut Yang Mau Bunuh Diri
Pada suatu hari, tampak seorang pemuda berdiri termangu-mangu di tepi sebuah jembatan dengan sungai yang berair deras dibawahnya. Sesekali matanya menerawang jauh. Kemudian dia menarik napas panjang. Jelas kelihatan diwajahnya, dia sedang frustasi dan putus asa.
Si pemuda beerkata pada dirinya sendiri “Semua kenikmatan duniawi telah aku cicipi. Aku pernah kaya, pernah pergi ke tempa-tempat indah diseluruh dunia. Makanan lezat dan kenikmatan yang dapat dibeli oleh orang juga telah aku rasakan.”
“Tetapi sekarang, aku sungguh tidak bahagia. Keluargaku berantakkan, anakku meninggal dunia, istriku pun pergi meninggalkan aku. Lalu untuk apa lagi aku hidup didunia ini? Biar pun aku masih memiliki harta kekayaan, tetapi hatiku kosong dan menderita!”
Si pemuda tampak bersiap-siap bunuh diri, dengan cara menceburkan diri ke sungai. Tetapi disaat yang bersamaan, datang seorang pengemis berpakaian kumal menghampiri dia.
“Tuan yang baik, tolong beri saya sedikit uang untuk makan. Saya doakan semoga tuan selalu sehat dan berumur panjang..”
Sang pemuda segera mengeluarkan dompet dari sakunya, mengambil semua uang yang ada, sambil memberikan kepada si pengemis, dia berkata, “Ambillah semua uang ini.”
“Semua ini?” Tanya si pengemis tidak percaya.
“Ya, ambillah semua. Karena ditempat yang akan aku tuju, aku tidak memerlukannya.” Kata si pemuda sambil mengalihkan pandangannya kea rah sungai di bawah jembatan.
Si pengemis rupanya merasakan sikap pemuda yang agak janggal. Kemudian setelah memegang dan memandangi uang itu sejenak, dia cepeat-cepat mengembalikan uang itu.
Pengemis itu berkata, “Tidak, tidak jadi. Aku memang seorang pengemis, tetapi aku bukan seorang pengecut dan aku tidak akan mengambil uang dari seorang pengecut. Ini, bawalah uang ini bersamamu ke sungai itu.”
Lalu, si pengemis segera pergi dari situ sambil berteriak lantang, “Selamat tinggal tuan pengecut…!”
Pemuda yang ingin bunuh diri itu terpana kaget. Perasaan puas dan bahagia sejenak yang dirasakan karena bisa memberi, lenyap seketika. Dia sangat ingin si pengemis menerima pemberiannya, apalagi diakhir hidupnya, tetapi itupun tidak bisa.
Tiba-tiba dia menyadari bahwa ternyata dengan memberi kepada orang lain justru dia merasa bahagia. Ini sungguh suatu pengetahuan baru bagi pemuda itu.
Setelah itu, dia memandang kea rah sungai sekali lagi, lalu berpaling dan berjalan pergi mengejar si pengemis. Dia ingin mengucapkan terima kasih dan memberitahu bahwa dirinya tidak akan menjadi seorang pengecut. Dia berjanji didalam hati, akan kembali berjuang, untuk mendapatkan kebahagian dengan memberi kepada orang-orang yang membutuhkan.
Si pemuda beerkata pada dirinya sendiri “Semua kenikmatan duniawi telah aku cicipi. Aku pernah kaya, pernah pergi ke tempa-tempat indah diseluruh dunia. Makanan lezat dan kenikmatan yang dapat dibeli oleh orang juga telah aku rasakan.”
“Tetapi sekarang, aku sungguh tidak bahagia. Keluargaku berantakkan, anakku meninggal dunia, istriku pun pergi meninggalkan aku. Lalu untuk apa lagi aku hidup didunia ini? Biar pun aku masih memiliki harta kekayaan, tetapi hatiku kosong dan menderita!”
Si pemuda tampak bersiap-siap bunuh diri, dengan cara menceburkan diri ke sungai. Tetapi disaat yang bersamaan, datang seorang pengemis berpakaian kumal menghampiri dia.
“Tuan yang baik, tolong beri saya sedikit uang untuk makan. Saya doakan semoga tuan selalu sehat dan berumur panjang..”
Sang pemuda segera mengeluarkan dompet dari sakunya, mengambil semua uang yang ada, sambil memberikan kepada si pengemis, dia berkata, “Ambillah semua uang ini.”
“Semua ini?” Tanya si pengemis tidak percaya.
“Ya, ambillah semua. Karena ditempat yang akan aku tuju, aku tidak memerlukannya.” Kata si pemuda sambil mengalihkan pandangannya kea rah sungai di bawah jembatan.
Si pengemis rupanya merasakan sikap pemuda yang agak janggal. Kemudian setelah memegang dan memandangi uang itu sejenak, dia cepeat-cepat mengembalikan uang itu.
Pengemis itu berkata, “Tidak, tidak jadi. Aku memang seorang pengemis, tetapi aku bukan seorang pengecut dan aku tidak akan mengambil uang dari seorang pengecut. Ini, bawalah uang ini bersamamu ke sungai itu.”
Lalu, si pengemis segera pergi dari situ sambil berteriak lantang, “Selamat tinggal tuan pengecut…!”
Pemuda yang ingin bunuh diri itu terpana kaget. Perasaan puas dan bahagia sejenak yang dirasakan karena bisa memberi, lenyap seketika. Dia sangat ingin si pengemis menerima pemberiannya, apalagi diakhir hidupnya, tetapi itupun tidak bisa.
Tiba-tiba dia menyadari bahwa ternyata dengan memberi kepada orang lain justru dia merasa bahagia. Ini sungguh suatu pengetahuan baru bagi pemuda itu.
Setelah itu, dia memandang kea rah sungai sekali lagi, lalu berpaling dan berjalan pergi mengejar si pengemis. Dia ingin mengucapkan terima kasih dan memberitahu bahwa dirinya tidak akan menjadi seorang pengecut. Dia berjanji didalam hati, akan kembali berjuang, untuk mendapatkan kebahagian dengan memberi kepada orang-orang yang membutuhkan.
Renungan Diri
Awal malapetaka dan kehancuran seseorang terjadi ketika penyakit sombong dan merasa diri paling benar bersemayam dalam hatinya. Inilah sifat yang melekat pada iblis. Sifat inilah yang berusaha ditransfer iblis kepada manusia yang bersedia menjadi sekutunya.
Sifat ini ditandai dengan ketidaksiapan untuk menerima kebenaran yang datang dari pihak lain; keengganan melakukan introspeksi (muhasabah); serta sibuk melihat aib dan kesalahan orang lain tanpa mau melihat aib dan kekurangan diri sendiri.
Padahal, kebaikan hanya bisa terwujud manakala seseorang bersikap rendah hati (tawadu); mau menyadari dan mengakui kekurangan diri; melakukan introspeksi; serta siap menerima kebenaran dari siapa pun dan dari mana pun. Sikap seperti ini sebagaimana dicontohkan oleh orang-orang mulia dari para nabi dan rasul.
Nabi Adam AS dan Siti Hawa saat melakukan kesalahan dengan melanggar larangan Tuhan, alih-alih sibuk menyalahkan iblis yang telah menggoda dan memberikan janji dusta, mereka malah langsung bersimpuh mengakui segala kealpaan seraya berkata, "Ya, Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS Al-A'raf [7]: 23).
Demikian pula dengan Nabi Yunus AS saat berada dalam gelapnya perut ikan di tengah lautan. Ia tidak menyalahkan siapa pun, kecuali dirinya sendiri, seraya terus bertasbih menyucikan Tuhan-Nya. Ia berkata, "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesunguhnya, aku termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al-Anbiya [21]: 87).
Bahkan, Nabi Muhammad SAW selalu membaca istigfar dan meminta ampunan kepada Allah SWT sebagai bentuk kesadaran yang paling tinggi bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Karena itu, ia harus selalu melakukan introspeksi. Beliau bersabda, "Wahai, manusia, bertobatlah dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sebab, aku bertobat sehari semalam sebanyak seratus kali." (HR Muslim).
Begitulah sikap arif para nabi yang patut dijadikan teladan. Mereka tidak merasa diri mereka sudah sempurna, bersih, dan suci. Allah SWT berfirman, "Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui orang yang bertakwa." (QS Annajm [53]: 32).
Karena itu, daripada mengarahkan telunjuk kepada orang, lebih baik mengarahkan telunjuk kepada diri sendiri. Daripada sibuk melihat aib orang, alangkah bijaknya kalau kita sibuk melihat aib sendiri. Dalam Musnad Anas ibn Malik RA, Nabi SAW bersabda, "Beruntunglah orang yang sibuk melihat aib dirinya sehingga tidak sibuk dengan aib orang lain."
Sifat ini ditandai dengan ketidaksiapan untuk menerima kebenaran yang datang dari pihak lain; keengganan melakukan introspeksi (muhasabah); serta sibuk melihat aib dan kesalahan orang lain tanpa mau melihat aib dan kekurangan diri sendiri.
Padahal, kebaikan hanya bisa terwujud manakala seseorang bersikap rendah hati (tawadu); mau menyadari dan mengakui kekurangan diri; melakukan introspeksi; serta siap menerima kebenaran dari siapa pun dan dari mana pun. Sikap seperti ini sebagaimana dicontohkan oleh orang-orang mulia dari para nabi dan rasul.
Nabi Adam AS dan Siti Hawa saat melakukan kesalahan dengan melanggar larangan Tuhan, alih-alih sibuk menyalahkan iblis yang telah menggoda dan memberikan janji dusta, mereka malah langsung bersimpuh mengakui segala kealpaan seraya berkata, "Ya, Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS Al-A'raf [7]: 23).
Demikian pula dengan Nabi Yunus AS saat berada dalam gelapnya perut ikan di tengah lautan. Ia tidak menyalahkan siapa pun, kecuali dirinya sendiri, seraya terus bertasbih menyucikan Tuhan-Nya. Ia berkata, "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesunguhnya, aku termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al-Anbiya [21]: 87).
Bahkan, Nabi Muhammad SAW selalu membaca istigfar dan meminta ampunan kepada Allah SWT sebagai bentuk kesadaran yang paling tinggi bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Karena itu, ia harus selalu melakukan introspeksi. Beliau bersabda, "Wahai, manusia, bertobatlah dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sebab, aku bertobat sehari semalam sebanyak seratus kali." (HR Muslim).
Begitulah sikap arif para nabi yang patut dijadikan teladan. Mereka tidak merasa diri mereka sudah sempurna, bersih, dan suci. Allah SWT berfirman, "Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui orang yang bertakwa." (QS Annajm [53]: 32).
Karena itu, daripada mengarahkan telunjuk kepada orang, lebih baik mengarahkan telunjuk kepada diri sendiri. Daripada sibuk melihat aib orang, alangkah bijaknya kalau kita sibuk melihat aib sendiri. Dalam Musnad Anas ibn Malik RA, Nabi SAW bersabda, "Beruntunglah orang yang sibuk melihat aib dirinya sehingga tidak sibuk dengan aib orang lain."
Kamis, 25 Maret 2010
Berkat Kalian
Untuk mereka yang telah mendorong saya, terima kasih.
Tanpa kalian, aku akan jatuh.
Untuk orang-orang yang menertawakan saya, terima kasih.
Tanpa kalian, aku tidak akan menangis.
Untuk orang-orang yang tidak bisa mencintai saya, terima kasih.
Tanpa kalian, aku tidak akan tahu cinta sejati.
Untuk orang-orang yang menyakiti perasaan saya, terima kasih.
Tanpa kalian, aku tidak akan merasakannya.
Untuk orang-orang yang meninggalkan aku kesepian, terima kasih.
Tanpa kalian, aku tidak akan menemukan diriku sendiri.
Tapi itu adalah untuk orang-orang yang mengira Saya tidak bisa melakukannya;
Aku berterima kasih sekali.
Karena tanpa kalian, aku tidak akan mencoba.
==========
Hidup akan indah jika selalu disertai rasa syukur
Tanpa kalian, aku akan jatuh.
Untuk orang-orang yang menertawakan saya, terima kasih.
Tanpa kalian, aku tidak akan menangis.
Untuk orang-orang yang tidak bisa mencintai saya, terima kasih.
Tanpa kalian, aku tidak akan tahu cinta sejati.
Untuk orang-orang yang menyakiti perasaan saya, terima kasih.
Tanpa kalian, aku tidak akan merasakannya.
Untuk orang-orang yang meninggalkan aku kesepian, terima kasih.
Tanpa kalian, aku tidak akan menemukan diriku sendiri.
Tapi itu adalah untuk orang-orang yang mengira Saya tidak bisa melakukannya;
Aku berterima kasih sekali.
Karena tanpa kalian, aku tidak akan mencoba.
==========
Hidup akan indah jika selalu disertai rasa syukur
Yakinlah! Di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat
Seringkali kita berputus asa tatkala mendapatkan kesulitan atau cobaan. Padahal Allah telah memberi janji bahwa di balik kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6)
Mengenai ayat di atas, ada beberapa faedah yang bisa kita ambil:
Pertama: Di balik satu kesulitan, ada dua kemudahan
Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Alam Nasyroh hanyalah satu. Al ‘usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’rifah diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama, terserah apakah isim ma’rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah alif lam ‘ahdiyah.” Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua.
Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Alam Nasyroh itu ada dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua karena keduanya menggunakan isim nakiroh (seperti kata yang tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang.[1] Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan.
Dari sini, para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun maknanya benar[2]. Jadi, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.
Note: Mungkin sebagian orang yang belum pernah mempelajari bahasa Arab kurang paham dengan istilah di atas. Namun itulah keunggulan orang yang paham bahasa Arab, dalam memahami ayat akan berbeda dengan orang yang tidak memahaminya. Oleh karena itu, setiap muslim hendaklah membekali diri dengan ilmu alat ini. Di antara manfaatnya, seseorang akan memahami Al Qur’an lebih mudah dan pemahamannya pun begitu berbeda dengan orang yang tidak paham bahasa Arab. Semoga Allah memberi kemudahan.
Kedua: Akhir berbagai kesulitan adalah kemudahan
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”[3] Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran, “Badai pastilah berlalu (after a storm comes a calm), yaitu setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.”
Ketiga: Di balik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekat
Dalam ayat di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, “Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit, pen), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.”[4] Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun.
Allah Ta’ala berfirman,
سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7) Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan ahli tafsir lainnya mengatakan, “Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada kemudahan dan kelapangan.”[5] Ibnu Katsir mengatakan, ”Janji Allah itu pasti dan tidak mungkin Dia mengingkarinya.”[6]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[7] Oleh karena itu, masihkah ada keraguan dengan janji Allah dan Rasul-Nya ini?
Rahasia Mengapa di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat
Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).”[8] Inilah rahasia yang sebagian kita mungkin belum mengetahuinya. Jadi intinya, tawakkal lah yang menjadi sebab terbesar seseorang keluar dari kesulitan dan kesempitan.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang sabar dalam menghadapi setiap ketentuan-Mu. Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang selalu bertawakkal dan bergantung pada-Mu. Amin Ya Mujibas Saa-ilin.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
-Begitu nikmat setiap hari dapat menggali faedah dari sebuah ayat. Semoga hati ini tidak lalai dari mengingat-Nya
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6)
Mengenai ayat di atas, ada beberapa faedah yang bisa kita ambil:
Pertama: Di balik satu kesulitan, ada dua kemudahan
Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Alam Nasyroh hanyalah satu. Al ‘usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’rifah diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama, terserah apakah isim ma’rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah alif lam ‘ahdiyah.” Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua.
Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Alam Nasyroh itu ada dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua karena keduanya menggunakan isim nakiroh (seperti kata yang tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang.[1] Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan.
Dari sini, para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun maknanya benar[2]. Jadi, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.
Note: Mungkin sebagian orang yang belum pernah mempelajari bahasa Arab kurang paham dengan istilah di atas. Namun itulah keunggulan orang yang paham bahasa Arab, dalam memahami ayat akan berbeda dengan orang yang tidak memahaminya. Oleh karena itu, setiap muslim hendaklah membekali diri dengan ilmu alat ini. Di antara manfaatnya, seseorang akan memahami Al Qur’an lebih mudah dan pemahamannya pun begitu berbeda dengan orang yang tidak paham bahasa Arab. Semoga Allah memberi kemudahan.
Kedua: Akhir berbagai kesulitan adalah kemudahan
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”[3] Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran, “Badai pastilah berlalu (after a storm comes a calm), yaitu setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.”
Ketiga: Di balik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekat
Dalam ayat di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, “Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit, pen), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.”[4] Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun.
Allah Ta’ala berfirman,
سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7) Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan ahli tafsir lainnya mengatakan, “Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada kemudahan dan kelapangan.”[5] Ibnu Katsir mengatakan, ”Janji Allah itu pasti dan tidak mungkin Dia mengingkarinya.”[6]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[7] Oleh karena itu, masihkah ada keraguan dengan janji Allah dan Rasul-Nya ini?
Rahasia Mengapa di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat
Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).”[8] Inilah rahasia yang sebagian kita mungkin belum mengetahuinya. Jadi intinya, tawakkal lah yang menjadi sebab terbesar seseorang keluar dari kesulitan dan kesempitan.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang sabar dalam menghadapi setiap ketentuan-Mu. Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang selalu bertawakkal dan bergantung pada-Mu. Amin Ya Mujibas Saa-ilin.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
-Begitu nikmat setiap hari dapat menggali faedah dari sebuah ayat. Semoga hati ini tidak lalai dari mengingat-Nya
Rabu, 24 Maret 2010
Wanita Sholehah
Wanita yang didunianya solehah akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari.
Hikam:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. Rosulullah saw bersabda: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah." (HR. Muslim)
Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.
Pada prinsipnya wanita solehah adalah wanita yang taat pada Allah, taat pada Rasul. Kecantikannya tidak menjadikan fitnah pada orang lain. Kalau wanita muda dari awal menjaga dirinya, selain dirinya akan terjaga, juga kehormatan dan kemuliaan akan terjaga pula, dan dirinya akan lebih dicintai Allah karena orang yang muda yang taat lebih dicintai Allah daripada orang tua yang taat. Dan, Insyaallah nanti oleh Allah akan diberi pendamping yang baik.
Agar wanita solehah selalu konsisten yaitu dengan istiqomah menimba ilmu dari alam dan lingkungan di sekitarnya dan mengamalkan ilmu yang ada. Wanita yang solehah juga dapat berbakti terhadap suami dan bangsanya dan wanita yang solehah selalu belajar. Tiada hari tanpa belajar.
Hikam:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. Rosulullah saw bersabda: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah." (HR. Muslim)
Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.
Pada prinsipnya wanita solehah adalah wanita yang taat pada Allah, taat pada Rasul. Kecantikannya tidak menjadikan fitnah pada orang lain. Kalau wanita muda dari awal menjaga dirinya, selain dirinya akan terjaga, juga kehormatan dan kemuliaan akan terjaga pula, dan dirinya akan lebih dicintai Allah karena orang yang muda yang taat lebih dicintai Allah daripada orang tua yang taat. Dan, Insyaallah nanti oleh Allah akan diberi pendamping yang baik.
Agar wanita solehah selalu konsisten yaitu dengan istiqomah menimba ilmu dari alam dan lingkungan di sekitarnya dan mengamalkan ilmu yang ada. Wanita yang solehah juga dapat berbakti terhadap suami dan bangsanya dan wanita yang solehah selalu belajar. Tiada hari tanpa belajar.
Aku Tidak Malu Jadi Orang Indonesia
Biar orang bilang apa saja, biar, biar ...
Indonesia negara paling korup di dunia
Indonesia negara gagal
Indonesia negara lemah
Indonesia melanggar HAM
Elite Indonesia serakah harta dan kekuasaan
Presiden-presiden Indonesia dilecehkan humoris
Dengarlah, Bung Karno dimanfaatkan komunis
Pak Harto dimanfaatkan putra-putrinya
Habibie dimanfaatkan konco-konconya
Gus Dur dimanfaatkan tukang pijitnya
Megawati dimanfaatkan suaminya
Catatlah, Bung Karno menciptakan keamanan dan persatuan bangsa
Pak Harto menciptakan kemakmuran bangsa dan keluarganya
Habibie menciptakan demonstrasi
Gus Dur menciptakan partai kebangkitan bangsa
Megawati menciptakan kenaikan-kenaikan harga
Alah mak, Bung Karno turun dari presiden karena Supersemar
Pak Harto turun dari presiden karena superdemo
Habibie turun dari presiden karena supertransisi
Gus Dur turun dari presiden karena superskandal
Megawati turun-temurun jadi presiden
Maka Anda tahu sekarang kenapa
Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Indonesia punya istilah-istilah khas di dunia korupsi
Ada ahli gizi yang Nurcholis Madjid tidak mampu penuhi
Ada istilah angpao untuk uang atensi
Ada amplop untuk bikin kocek tebal berisi
Ada saweran duit untuk membayar pengacara hitam dan menyuap aparat hukum
Ada prosedur untuk menilep uang rakyat dan institusi dilakukan
beramai-ramai oleh gubernur, bupati, walikota, anggota DPRD dan DPR
Ada tren yang kuat menguasai kaum koruptor
Simaklah sejarah bangsa dan Tanah Air
Semenjak dulu zaman kompeni
Pegawai VOC kirim laporan Kepada Heren Zeventien di Tanah Wolanda
Elke Regent Heeft zijn Chinees
Tiap Bupati punya orang Cinanya
Maknanya jelas pejabat feodal dihidupi pedagang Cina
Syahdan, Susuhunan Amangkurat II dari Mataram
Mengutus misi sembilan duta ke Batavia
Minta kepada Bapak Kompeni
Agar dikirimi cinderamata
Mulai dari ayam Belanda, kuda Persia hingga gadis Makassar
Jangan lupa putri Cina untuk jadi selir Raja
Kraton Kartasura menebar bau korupsi, seks dan duit
Ditambah intrik-intrik kalangan pangeran
Bagaimana kerajaan tidak akan binasa?
Itulah warisan sejarah dari generasi ke generasi
Sehingga yang tampak kini di bumi persada Pertiwi
Adalah kiriman genetik kepada kita semua
Anda dan aku tidak terlepas dari hukumnya
Maka Anda tahu sekarang kenapa
Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Sebab memang begitulah nasibku
Kismet, kata orang bijak-bestari
Korupsi adalah sejenis vampir
Makhluk halus bangkit kembali dari kubur
Kemudian keluar pada malam hari
Dan mengisap darah manusia yang sedang tidur
Di layar film Hollywood wujudnya adalah Count Dracula yang bertaring
Diperankan aktor Bela Lugosi
Vampir yang hilang kesaktiannya bila terkena sinar matahari
Akan tetapi drakula-drakula Indonesia tetap perkasa
Beroperasi 24 jam, ya malam ya siang mencari korban
Sehingga sia-sialah aksi melawan korupsi membasmi drakula
Yang telah merasuki rongga dan jiwa aparat negara
Yang membuat media memberitakan
Akibat bisnis keluarga pejabat, Tutut-Tutut baru bermunculan.
Aku orang terpasung dalam terungku kaum penjarah harta negara
Akan aneh bila berkata aku malu jadi orang Indonesia
Sorry ya, Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Kuhibur diri dengan sajakku magnus opus karya sang Empu
Sajak pendek yang berbunyi:
Katakan beta
Manatah batas
Antar gila Dengan waras
Sorry ya, inilah puisiku melawan korupsi
Siapa takut?
Sumber: Aku Tidak Malu Jadi Orang Indonesia oleh H Rosihan Anwar, Penulis
adalah seorang wartawan senior
(Dibacakan pada acara Deklamasi Puisi di Gedung Da'wah Muhammadiyah di
Jakarta, 31 Desember 2004. Juga dibacakan dalam acara pertemuan keluarga
wartawan senior di rumah penulis pada tanggal 9 Januari 2005, di Jakarta)
Indonesia negara paling korup di dunia
Indonesia negara gagal
Indonesia negara lemah
Indonesia melanggar HAM
Elite Indonesia serakah harta dan kekuasaan
Presiden-presiden Indonesia dilecehkan humoris
Dengarlah, Bung Karno dimanfaatkan komunis
Pak Harto dimanfaatkan putra-putrinya
Habibie dimanfaatkan konco-konconya
Gus Dur dimanfaatkan tukang pijitnya
Megawati dimanfaatkan suaminya
Catatlah, Bung Karno menciptakan keamanan dan persatuan bangsa
Pak Harto menciptakan kemakmuran bangsa dan keluarganya
Habibie menciptakan demonstrasi
Gus Dur menciptakan partai kebangkitan bangsa
Megawati menciptakan kenaikan-kenaikan harga
Alah mak, Bung Karno turun dari presiden karena Supersemar
Pak Harto turun dari presiden karena superdemo
Habibie turun dari presiden karena supertransisi
Gus Dur turun dari presiden karena superskandal
Megawati turun-temurun jadi presiden
Maka Anda tahu sekarang kenapa
Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Indonesia punya istilah-istilah khas di dunia korupsi
Ada ahli gizi yang Nurcholis Madjid tidak mampu penuhi
Ada istilah angpao untuk uang atensi
Ada amplop untuk bikin kocek tebal berisi
Ada saweran duit untuk membayar pengacara hitam dan menyuap aparat hukum
Ada prosedur untuk menilep uang rakyat dan institusi dilakukan
beramai-ramai oleh gubernur, bupati, walikota, anggota DPRD dan DPR
Ada tren yang kuat menguasai kaum koruptor
Simaklah sejarah bangsa dan Tanah Air
Semenjak dulu zaman kompeni
Pegawai VOC kirim laporan Kepada Heren Zeventien di Tanah Wolanda
Elke Regent Heeft zijn Chinees
Tiap Bupati punya orang Cinanya
Maknanya jelas pejabat feodal dihidupi pedagang Cina
Syahdan, Susuhunan Amangkurat II dari Mataram
Mengutus misi sembilan duta ke Batavia
Minta kepada Bapak Kompeni
Agar dikirimi cinderamata
Mulai dari ayam Belanda, kuda Persia hingga gadis Makassar
Jangan lupa putri Cina untuk jadi selir Raja
Kraton Kartasura menebar bau korupsi, seks dan duit
Ditambah intrik-intrik kalangan pangeran
Bagaimana kerajaan tidak akan binasa?
Itulah warisan sejarah dari generasi ke generasi
Sehingga yang tampak kini di bumi persada Pertiwi
Adalah kiriman genetik kepada kita semua
Anda dan aku tidak terlepas dari hukumnya
Maka Anda tahu sekarang kenapa
Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Sebab memang begitulah nasibku
Kismet, kata orang bijak-bestari
Korupsi adalah sejenis vampir
Makhluk halus bangkit kembali dari kubur
Kemudian keluar pada malam hari
Dan mengisap darah manusia yang sedang tidur
Di layar film Hollywood wujudnya adalah Count Dracula yang bertaring
Diperankan aktor Bela Lugosi
Vampir yang hilang kesaktiannya bila terkena sinar matahari
Akan tetapi drakula-drakula Indonesia tetap perkasa
Beroperasi 24 jam, ya malam ya siang mencari korban
Sehingga sia-sialah aksi melawan korupsi membasmi drakula
Yang telah merasuki rongga dan jiwa aparat negara
Yang membuat media memberitakan
Akibat bisnis keluarga pejabat, Tutut-Tutut baru bermunculan.
Aku orang terpasung dalam terungku kaum penjarah harta negara
Akan aneh bila berkata aku malu jadi orang Indonesia
Sorry ya, Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Kuhibur diri dengan sajakku magnus opus karya sang Empu
Sajak pendek yang berbunyi:
Katakan beta
Manatah batas
Antar gila Dengan waras
Sorry ya, inilah puisiku melawan korupsi
Siapa takut?
Sumber: Aku Tidak Malu Jadi Orang Indonesia oleh H Rosihan Anwar, Penulis
adalah seorang wartawan senior
(Dibacakan pada acara Deklamasi Puisi di Gedung Da'wah Muhammadiyah di
Jakarta, 31 Desember 2004. Juga dibacakan dalam acara pertemuan keluarga
wartawan senior di rumah penulis pada tanggal 9 Januari 2005, di Jakarta)
10 Kualitas Pribadi Yang Disukai
Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.
Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
http://www.resensi.net/10-kualitas-pribadi-yang-disukai/2008/10/21/
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.
Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
http://www.resensi.net/10-kualitas-pribadi-yang-disukai/2008/10/21/
Masa Lalu Bukan Penentu Masa Depan. By: Mario Teguh
Bagi Anda yang sedang menjadikan kesalahan-kesalahan masa lalunya sebagai pelajaran yang meninggikannya hari ini, dan mencegah penyesalan-penyesalannya menjadi kabut yang mengaburkan pandangannya ke masa depan.
Hadiah terbaik yang bisa Anda terima dari sebuah kesalahan adalah terperbaikinya kualitas yang sebelumnya membuat Anda melakukan kesalahan.
Maka janganlah berlama-lama dalam penyesalan atas kesalahan, tetapi bersegeralah menjadi pribadi yang lebih baik karena kesalahan itu.
...........
Sahabat saya yang jernih pikiran dan bening hatinya,
Saya mohon Anda merenungkan jawaban dari pertanyaan sederhana berikut ini, dan menjawabnya dengan penuh kejujuran.
Jika Anda tidak ingin menjadi yang terbaik,
lalu Anda ingin menjadi apa?
………..
Seseorang yang mungkin kecewa dengan masa lalunya, dan menggunakan kegagalan dan kesulitan di masa lalunya sebagai penduga kualitas masa depannya, akan menjawab:
Biarkanlah aku mengalir saja dalam kehidupan ini.
Rezeki sudah ada yang mengatur.
Kalau sudah rezeki ku, khan nggak kemana-mana?
Kalau rezekinya kecil, apa pun yang kita coba, hasilnya juga akan kecil.
Kita berencana, tetapi Tuhan yang menentukan.
Aku tidak ingin menjadi yang terbaik, karena itu mengharuskan ku untuk bekerja lebih keras. Padahal, tidak ada jaminan bahwa kerja keras ku akan dihargai.
Aku ingin enjoy aja.
Kehidupan khan bukan untuk kerja aja?
………..
Jika seseorang menjawab selain untuk menjadi yang terbaik, maka jawaban itu biasanya keluar dari diri yang memposisikan masa lalunya yang lemah sebagai rancangan masa depannya.
Ingatlah, bahwa
Pribadi yang dilahirkan sangat berbakat, tetapi tidak bekerja dengan cara-cara yang berkualitas, akan maju secepat perahu yang berlayar di sungai yang kering.
Maka,
Janganlah pernah memasuki kegiatan dan pekerjaan apa pun tanpa kesungguhan untuk menjadi yang terbaik dalam melakukannya.
Jika kecil kemungkinan Anda untuk menjadi yang terbaik dalam suatu bidang – dan Anda belum bisa menggantinya dengan pekerjaan yang lain, maka lakukanlah pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya.
Suatu saat akan ada orang yang dibuat melihat bahwa Anda sedang bekerja dengan sangat baik di tempat yang BUKAN yang terbaik bagi Anda.
Dan itu adalah awal di mana Anda akan diberikan kesempatan untuk menjadi yang terbaik dalam pekerjaan yang merayakan kualitas-kualitas terbaik Anda.
Memang sulit bagi siapa pun untuk merasa damai, jika dia harus bekerja di tempat yang menuntut penggunaan dari kelemahan-kelemahan-kelemahannya, sedangkan kekuatan-kekuatannya tidak dihargai sedikit pun.
Sahabat saya yang baik hatinya,
Sampai di sini,
mudah-mudahan Anda merasakan yang saya rasakan, bahwa ternyata
Bukan masa lalu yang buruk yang mengganggu kedamaian kerja kita, tetapi kesalahan dalam penggunaan dari kemampuan-kemampuan kita hari ini.
Karena,
Apa pun kualitas masa lalu kita, akan segera terobati dan selesai, jika masa kini kita berisi kegembiraan dalam merayakan hasil penggunaan dari kekuatan-kekuatan pribadi kita.
Tetapi sebaliknya,
setinggi apa pun keningratan dan kejayaan dari kelahiran kita; hari ini akan menjadi pembentuk masa lalu yang buruk,
jika kita bekerja asal bekerja, menggunakan kelemahan-kelemahan kita untuk menuntut dibayar mahal, tidak mengupayakan yang besar, enggan melakukan yang berkeringat, lambat memulai, tetapi cepat menunda.
Maka janganlah pernah lupakan, bahwa
Kesalahan masa kini, lebih berbahaya daripada kesalahan masa lalu.
Kesalahan masa lalu tidak bisa melakukan apa pun, kecuali menyediakan dirinya untuk diingat, diratapi, dan digunakan oleh sang empunya untuk mengecilkan hatinya sendiri, dan dengannya mengecilkan kehidupannya hari ini.
Kesalahan masa kini-lah yang sedang bekerja giat untuk membangun penyesalan-penyesalan masa depan kita.
Itu sebabnya,
Jika kita ingin menjadi orang tua yang penuh dengan penyesalan, kita hanya perlu meneruskan kehidupan yang tidak diperiksa ketepatannya.
Jika ada anak muda yang bersikukuh mempertahankan cara-cara hidupnya yang salah, dia hanya harus terus menyebalkan bagi banyak orang, yang akan membiarkannya menua menjadi orang yang pernah muda, tetapi yang tidak mencapai kekuatan-kekuatan yang dicapai oleh orang yang mendewasa dengan cerdik.
Tujuan dari ke-muda-an itu adalah mendewasa dengan cerdik, yaitu menjadi semampu orang-orang tua tanpa menjadi sama tua-nya.
Coba bayangkan, penghormatan dan kekayaan apa yang akan dipantaskan kepada Anda, jika Anda baru berusia 30-an tahun – tetapi berpikir, bersikap, dan berlaku seperti yang terbijak di antara mereka yang usianya 60 tahunan?
Maka,
Janganlah hidup dengan cara-cara yang menjadikan Anda seorang kakek atau nenek dengan kemandirian sosial dan finansial seorang anak baru gede.
Belajarlah dan bekerjalah dengan ketertarikan yang besar untuk hidup dalam masa depan yang baik.
Berhentilah meratapi kelemahan-kelemahan Anda.
Kelemahan Anda tidak akan merugikan Anda, jika Anda tidak menggunakannya sebagai satu-satunya jalan keberhasilan Anda.
Berfokuslah pada kekuatan Anda, dan bukan pada kelemahan Anda.
Berfokuslah pada kemungkinan-kemungkinan baik, bukan pada kemungkinan gagal.
Dan berfokuslah pada kesungguhan upaya Anda, bukan pada masalah-masalah Anda.
Ingatlah, bahwa
Apa pun yang menjadi fokus Anda, akan tumbuh.
Maka berfokuslah pada yang menguatkan, yang membesarkan, dan pada yang meninggikan Anda.
Mudah-mudahan sama pengertian kita, bahwa
Masa depan Anda bergantung kepada penggunaan terbaik dari kemampuan Anda, bukan pada kesalahan Anda di masa lalu atau pada keraguan Anda tentang masa depan.
Masa depan Anda bergantung kepada penggunaan dari kekuatan-kekuatan Anda,
bukan kepada peratapan dari kelemahan-kelemahan Anda.
Dan, bahwa
Masa depan Anda bergantung kepada keberhasilan Anda,
bukan kepada kegagalan Anda.
Maka jadikanlah diri Anda pribadi yang berhasil.
………..
Sahabat saya yang baik hatinya,
Mudah-mudahan dengan penerapan dari konsep ketegasan pribadi di atas, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Kaya mengijinkan kita semua, untuk hidup sejahtera, berbahagia, dan bernilai bagi kebaikan hidup sesama.
Sampai kita bertemu suatu ketika nanti, dan berjabat-tangan penuh keramahan, dan mengobrol penuh kegembiraan, dan merambah semua hal indah dalam perbincangan yang asyik, dan kita tamu-tamuan, minum teh dan kopi lambat-lambat, saling memuji, dan saling berterima-kasih atas kebaikan satu sama lain.
Wouldn’t that be heavenly?
If only you know how much I care.
Mario Teguh
Hadiah terbaik yang bisa Anda terima dari sebuah kesalahan adalah terperbaikinya kualitas yang sebelumnya membuat Anda melakukan kesalahan.
Maka janganlah berlama-lama dalam penyesalan atas kesalahan, tetapi bersegeralah menjadi pribadi yang lebih baik karena kesalahan itu.
...........
Sahabat saya yang jernih pikiran dan bening hatinya,
Saya mohon Anda merenungkan jawaban dari pertanyaan sederhana berikut ini, dan menjawabnya dengan penuh kejujuran.
Jika Anda tidak ingin menjadi yang terbaik,
lalu Anda ingin menjadi apa?
………..
Seseorang yang mungkin kecewa dengan masa lalunya, dan menggunakan kegagalan dan kesulitan di masa lalunya sebagai penduga kualitas masa depannya, akan menjawab:
Biarkanlah aku mengalir saja dalam kehidupan ini.
Rezeki sudah ada yang mengatur.
Kalau sudah rezeki ku, khan nggak kemana-mana?
Kalau rezekinya kecil, apa pun yang kita coba, hasilnya juga akan kecil.
Kita berencana, tetapi Tuhan yang menentukan.
Aku tidak ingin menjadi yang terbaik, karena itu mengharuskan ku untuk bekerja lebih keras. Padahal, tidak ada jaminan bahwa kerja keras ku akan dihargai.
Aku ingin enjoy aja.
Kehidupan khan bukan untuk kerja aja?
………..
Jika seseorang menjawab selain untuk menjadi yang terbaik, maka jawaban itu biasanya keluar dari diri yang memposisikan masa lalunya yang lemah sebagai rancangan masa depannya.
Ingatlah, bahwa
Pribadi yang dilahirkan sangat berbakat, tetapi tidak bekerja dengan cara-cara yang berkualitas, akan maju secepat perahu yang berlayar di sungai yang kering.
Maka,
Janganlah pernah memasuki kegiatan dan pekerjaan apa pun tanpa kesungguhan untuk menjadi yang terbaik dalam melakukannya.
Jika kecil kemungkinan Anda untuk menjadi yang terbaik dalam suatu bidang – dan Anda belum bisa menggantinya dengan pekerjaan yang lain, maka lakukanlah pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya.
Suatu saat akan ada orang yang dibuat melihat bahwa Anda sedang bekerja dengan sangat baik di tempat yang BUKAN yang terbaik bagi Anda.
Dan itu adalah awal di mana Anda akan diberikan kesempatan untuk menjadi yang terbaik dalam pekerjaan yang merayakan kualitas-kualitas terbaik Anda.
Memang sulit bagi siapa pun untuk merasa damai, jika dia harus bekerja di tempat yang menuntut penggunaan dari kelemahan-kelemahan-kelemahannya, sedangkan kekuatan-kekuatannya tidak dihargai sedikit pun.
Sahabat saya yang baik hatinya,
Sampai di sini,
mudah-mudahan Anda merasakan yang saya rasakan, bahwa ternyata
Bukan masa lalu yang buruk yang mengganggu kedamaian kerja kita, tetapi kesalahan dalam penggunaan dari kemampuan-kemampuan kita hari ini.
Karena,
Apa pun kualitas masa lalu kita, akan segera terobati dan selesai, jika masa kini kita berisi kegembiraan dalam merayakan hasil penggunaan dari kekuatan-kekuatan pribadi kita.
Tetapi sebaliknya,
setinggi apa pun keningratan dan kejayaan dari kelahiran kita; hari ini akan menjadi pembentuk masa lalu yang buruk,
jika kita bekerja asal bekerja, menggunakan kelemahan-kelemahan kita untuk menuntut dibayar mahal, tidak mengupayakan yang besar, enggan melakukan yang berkeringat, lambat memulai, tetapi cepat menunda.
Maka janganlah pernah lupakan, bahwa
Kesalahan masa kini, lebih berbahaya daripada kesalahan masa lalu.
Kesalahan masa lalu tidak bisa melakukan apa pun, kecuali menyediakan dirinya untuk diingat, diratapi, dan digunakan oleh sang empunya untuk mengecilkan hatinya sendiri, dan dengannya mengecilkan kehidupannya hari ini.
Kesalahan masa kini-lah yang sedang bekerja giat untuk membangun penyesalan-penyesalan masa depan kita.
Itu sebabnya,
Jika kita ingin menjadi orang tua yang penuh dengan penyesalan, kita hanya perlu meneruskan kehidupan yang tidak diperiksa ketepatannya.
Jika ada anak muda yang bersikukuh mempertahankan cara-cara hidupnya yang salah, dia hanya harus terus menyebalkan bagi banyak orang, yang akan membiarkannya menua menjadi orang yang pernah muda, tetapi yang tidak mencapai kekuatan-kekuatan yang dicapai oleh orang yang mendewasa dengan cerdik.
Tujuan dari ke-muda-an itu adalah mendewasa dengan cerdik, yaitu menjadi semampu orang-orang tua tanpa menjadi sama tua-nya.
Coba bayangkan, penghormatan dan kekayaan apa yang akan dipantaskan kepada Anda, jika Anda baru berusia 30-an tahun – tetapi berpikir, bersikap, dan berlaku seperti yang terbijak di antara mereka yang usianya 60 tahunan?
Maka,
Janganlah hidup dengan cara-cara yang menjadikan Anda seorang kakek atau nenek dengan kemandirian sosial dan finansial seorang anak baru gede.
Belajarlah dan bekerjalah dengan ketertarikan yang besar untuk hidup dalam masa depan yang baik.
Berhentilah meratapi kelemahan-kelemahan Anda.
Kelemahan Anda tidak akan merugikan Anda, jika Anda tidak menggunakannya sebagai satu-satunya jalan keberhasilan Anda.
Berfokuslah pada kekuatan Anda, dan bukan pada kelemahan Anda.
Berfokuslah pada kemungkinan-kemungkinan baik, bukan pada kemungkinan gagal.
Dan berfokuslah pada kesungguhan upaya Anda, bukan pada masalah-masalah Anda.
Ingatlah, bahwa
Apa pun yang menjadi fokus Anda, akan tumbuh.
Maka berfokuslah pada yang menguatkan, yang membesarkan, dan pada yang meninggikan Anda.
Mudah-mudahan sama pengertian kita, bahwa
Masa depan Anda bergantung kepada penggunaan terbaik dari kemampuan Anda, bukan pada kesalahan Anda di masa lalu atau pada keraguan Anda tentang masa depan.
Masa depan Anda bergantung kepada penggunaan dari kekuatan-kekuatan Anda,
bukan kepada peratapan dari kelemahan-kelemahan Anda.
Dan, bahwa
Masa depan Anda bergantung kepada keberhasilan Anda,
bukan kepada kegagalan Anda.
Maka jadikanlah diri Anda pribadi yang berhasil.
………..
Sahabat saya yang baik hatinya,
Mudah-mudahan dengan penerapan dari konsep ketegasan pribadi di atas, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Kaya mengijinkan kita semua, untuk hidup sejahtera, berbahagia, dan bernilai bagi kebaikan hidup sesama.
Sampai kita bertemu suatu ketika nanti, dan berjabat-tangan penuh keramahan, dan mengobrol penuh kegembiraan, dan merambah semua hal indah dalam perbincangan yang asyik, dan kita tamu-tamuan, minum teh dan kopi lambat-lambat, saling memuji, dan saling berterima-kasih atas kebaikan satu sama lain.
Wouldn’t that be heavenly?
If only you know how much I care.
Mario Teguh
Senin, 22 Maret 2010
Kasih Sayang Tersia – sia
Ini adalah sebuah cerita.,., yang menggambarkan bagaimana kasih sayang orang tua kepada kita, tapi terkadang banyak yang tidak mensyukurinya.,
Seorang pemuda sebentar lagi akan diwisuda, sebentar lagi dia akan Menjadi seorang sarjana, akhir dari jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan. Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya, bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan keteman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya. Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu. Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,… bukan sebuah kunci! Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Al-Qur’an yang bersampulkan kulit asli, dikulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas. Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, “Yaahh… Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan Al-Qur’an ini untukku ? ” Lalu dia membanting Alquran itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri Mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.
Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses,dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas. Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu.
Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ.
Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelak terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya,dia menelusuri semua barang dirumah itu. Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Alquran itu, masih terbungkus dengan kertas yang sama beberapa tahun yang lalu.Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Alquran itu, dan mulai membuka halamannya. Di halaman pertama Alquran itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, ‘Ayah sangat mencintai dan bangga padamu nak..”
Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Alquran itu. Dia memungutnya,….sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir
A-Quran itu,dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam. bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga.
Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati……
Seorang pemuda sebentar lagi akan diwisuda, sebentar lagi dia akan Menjadi seorang sarjana, akhir dari jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan. Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya, bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan keteman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya. Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu. Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,… bukan sebuah kunci! Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Al-Qur’an yang bersampulkan kulit asli, dikulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas. Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, “Yaahh… Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan Al-Qur’an ini untukku ? ” Lalu dia membanting Alquran itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri Mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.
Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses,dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas. Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu.
Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ.
Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelak terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya,dia menelusuri semua barang dirumah itu. Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Alquran itu, masih terbungkus dengan kertas yang sama beberapa tahun yang lalu.Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Alquran itu, dan mulai membuka halamannya. Di halaman pertama Alquran itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, ‘Ayah sangat mencintai dan bangga padamu nak..”
Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Alquran itu. Dia memungutnya,….sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir
A-Quran itu,dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam. bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga.
Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati……
Jejak Sepatu di karpet
Sebuah kisah nyata... Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak
laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan
rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih
& teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai
pengabdiannya itu.
Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau
karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya
gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak
akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah,
hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.
Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama
Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita
sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata
kepada sang ibu : "Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan
saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu
yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa
kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap
menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah.
Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.
Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah
ibu.Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa
ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu
kasihi".
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang,
napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung
cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu &
kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah,
orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka
menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa
nyaman dengan visualisasi tsb.
"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah
karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"
Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu maksud anda"
ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang
tampak negatif dapat dilihat secara positif".
Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang
kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg
dikasihinya ada di rumah.
Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog
terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk
menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Teknik yang dipakainya
di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut
pandang kita, sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi
positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.
Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang : Saya BERSYUKUR;
1.Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan,
karena itu artinya IA BERSAMAKU bukan dengan orang lain.
2.Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV,
karena itu artinya IA berada DI RUMAH dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3.Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal,
karena itu artinya mereka DI RUMAH dan tidak jadi anak jalanan.
4.Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar,
karena itu artinya SAYA BEKERJA dan DIGAJI TINGGI.
5.Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan,
karena itu artinya keluarga kami dikelilingi BANYAK TEMAN.
6.Untuk pakaian yang mulai kesempitan,
karena itu artinya saya CUKUP MAKAN.
7.Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari,
karena itu artinya saya masih MAMPU bekerja keras.
8.Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah,
karena itu artinya masih ada KEBEBASAN BERPENDAPAT.
9.Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya,
karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih HIDUP.
10.Untuk setiap permasalahan hidup yang saya hadapi,
karena itu artinya Tuhan sedang membentuk dan menempa saya untuk menjadi lebih baik lagi.
laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan
rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih
& teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai
pengabdiannya itu.
Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau
karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya
gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak
akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah,
hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.
Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama
Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita
sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata
kepada sang ibu : "Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan
saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu
yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa
kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap
menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah.
Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.
Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah
ibu.Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa
ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu
kasihi".
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang,
napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung
cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu &
kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah,
orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka
menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa
nyaman dengan visualisasi tsb.
"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah
karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"
Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu maksud anda"
ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang
tampak negatif dapat dilihat secara positif".
Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang
kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg
dikasihinya ada di rumah.
Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog
terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk
menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Teknik yang dipakainya
di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut
pandang kita, sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi
positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.
Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang : Saya BERSYUKUR;
1.Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan,
karena itu artinya IA BERSAMAKU bukan dengan orang lain.
2.Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV,
karena itu artinya IA berada DI RUMAH dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3.Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal,
karena itu artinya mereka DI RUMAH dan tidak jadi anak jalanan.
4.Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar,
karena itu artinya SAYA BEKERJA dan DIGAJI TINGGI.
5.Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan,
karena itu artinya keluarga kami dikelilingi BANYAK TEMAN.
6.Untuk pakaian yang mulai kesempitan,
karena itu artinya saya CUKUP MAKAN.
7.Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari,
karena itu artinya saya masih MAMPU bekerja keras.
8.Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah,
karena itu artinya masih ada KEBEBASAN BERPENDAPAT.
9.Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya,
karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih HIDUP.
10.Untuk setiap permasalahan hidup yang saya hadapi,
karena itu artinya Tuhan sedang membentuk dan menempa saya untuk menjadi lebih baik lagi.
Hidup adalah Anugerah
Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadis itu kalau gadisnya sudah bisa melihat dunia.
Suatu hari ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadis itu. Yang akhirnyasi gadis bisa melihat segala hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu , ” Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia, Apakah engkau mau menikah denganku?”. Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya. Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik kedua mata yg telah aku berikan kepadamu”.
* * * *
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.
• Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.
• Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
• Sebelum engkau mengeluh tentang orang tuamu, ingatlah akan seorang anak yang menangis kepada Allah untuk meminta kesembuhan atas penyakit orang tuanya.
• Ketika engkau lelah dan mengeluh tentang sekolahmu, ingatlah akan anak-anak yang menginginkan untuk melanjutkan sekolah, namun tidak memiliki biaya untuk itu.
• Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan dosanya.
• Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Allah swt karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.
NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !!!
Suatu hari ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadis itu. Yang akhirnyasi gadis bisa melihat segala hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu , ” Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia, Apakah engkau mau menikah denganku?”. Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya. Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik kedua mata yg telah aku berikan kepadamu”.
* * * *
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.
• Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.
• Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
• Sebelum engkau mengeluh tentang orang tuamu, ingatlah akan seorang anak yang menangis kepada Allah untuk meminta kesembuhan atas penyakit orang tuanya.
• Ketika engkau lelah dan mengeluh tentang sekolahmu, ingatlah akan anak-anak yang menginginkan untuk melanjutkan sekolah, namun tidak memiliki biaya untuk itu.
• Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan dosanya.
• Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Allah swt karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.
NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !!!
Malaikat Pelindung
Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk di lahirkan. Maka , ia bertanya kepada Tuhan. "ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?"
Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-ku. Aku akan memilih seseorang yang khusus untukmu. Dia akan merawat mu dan mengasihimu. "Si kecil bertanya lagi, "Tapi, disini, disurga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia. Tuhanpun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, Dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia. "Namun sikecil bertanya lagi, "bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?"
Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu itu, akan membisikanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada di sampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia, "Si kecil bertanya lagi, "lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?"
Tuhanpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa. "Lagi-lagi, si kecil menyelidik, "Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?"
Tuhanpun menjawab, "Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu, "Namun, si kecil kini malah sedih, "ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.
Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu, akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat kepada-Ku, Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada di sisimu,"
Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-sura panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku....."
Tuhanpun kembali menjawab, "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu..."
Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-ku. Aku akan memilih seseorang yang khusus untukmu. Dia akan merawat mu dan mengasihimu. "Si kecil bertanya lagi, "Tapi, disini, disurga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia. Tuhanpun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, Dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia. "Namun sikecil bertanya lagi, "bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?"
Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu itu, akan membisikanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada di sampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia, "Si kecil bertanya lagi, "lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?"
Tuhanpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa. "Lagi-lagi, si kecil menyelidik, "Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?"
Tuhanpun menjawab, "Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu, "Namun, si kecil kini malah sedih, "ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.
Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu, akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat kepada-Ku, Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada di sisimu,"
Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-sura panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku....."
Tuhanpun kembali menjawab, "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu..."
70 TAHUN MENGABDI 70 KALI MEMOHON
Ada seorang kakek yang tinggal di India. Umurnya sudah lebih dari 70 th. Sepanjang hidupnya selama 70 th itu, ia gunakan untuk menyembah berhala dari batu. Setiap hari ia begitu taat menyembah tuhannya itu.
Suatu ketika, kakek ini punya suatu keinginan. Ia pun kemudian mendatangi tuhannya seraya memohon agar doa`nya dapat dikabulkan. "Oh, tuhanku Latta. Oh tuhanku Uzza. Tujuh puluh tahun aku terus menerus menyembahmu. Selama itu, tak ada sesuatupun yang aku mohonkan kepadamu. Sekarang, aku ada permohonan kepadamu. Mohon, kabulkanlah permohonanku ini".
Kakek itu memohon sambil merengek-rengek kepada Tuhan Latta dan Tuhan Uzza kiranya doa`nya dapat dikabulkan. Demikian seterusnya dia lakukan. Setelah sampai tujuh puluh kali doa` itu ia panjatkan, tak ada sedikitpun pengabulan dari berhala tuhannya yang ia peroleh. Maka kakek itu sedih sekali dan akhirnya putus asa.
Dalam keputusasaannya itu, ternyata Allah SWT memberi hidayah kepada kakek. Hati sang kakek Ia lapangkan segera sadar akan kekeliruannya selama ini dan kembali kepada fitrah ketauhidannya. Gantilah kakek itu berdoa` kepada Allah SWT . " Ya Allah , baru sekarang aku menghadap-Mu. Aku memohon sesuatu kepada-Mu. Kabulkanlah, permohonanku ini ya Allah ".
Selesai kakek itu bermunajat kepada Allah SWT, maka sesaat kemudian ia mendengar jawaban dari Allah SWT. " Wahai hamba-Ku, mintalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu ".
Waktu para malaikat mendengar jawaban yang diberikan Allah SWT kepada sang kakek, maka gemparlah para malaikat. " Ya Allah , tujuh puluh tahun lamanya orang itu musyrik dan menyembah berhala. Dan telah tujuh puluh kali pula ia telah memohon kepada berhalanya agar dikabulkan permohonannya, namun itu tidak terjadi. Sekarang, ia baru sekali saja berdoa` kepada-Mu, mengapa Engkau kabulkan permohonannya itu ?"
Mendengar pertanyaan para malaikat itu, maka Allah SWT segera memberi penjelasan. " WAHAI PARA MALAIKAT, JIKA BERHALA YANG BENDA MATI ITU TIDAK BISA MENGABULKAN PERMOHONANNYA DAN AKU-PUN JUGA TIDAK, LALU DIMANA LETAK PERBEDAANNYA ANTARA AKU DAN BERHALA ITU ?".
Subhaanallah, Sahabat, begitulah Maha Pengampunnya Allah, begitu mudahnya Allah SWT mengampuni dosa hamba yang telah berlumuran dosa selama puluhan tahun.
Sadarkah kita bahwa sholat dan ibadah kita masih hambar belum begitu terasa kehadiran Allah ketika kita sholat dan beribadah.
Sadarkah kita bahwa ketika kita membaca Al-Qur’an belum begitu terasa nikmat dan indahnya Al-Qur’an, kita membaca Al-Qur’an masih sebagaimana kita baca koran
Mungkin juga kita merasa sekian tahun kita berdo’a dan meminta tapi belum terkabul juga
MENGAPA ???????????
Kita belum mampu menghadap Allah SWT dengan totalitas kita sebagai hamba (budak) yang mengakui segala kelemahan, lumuran dosa dan ketidak berdayaan serta melepas segala atribut duniawi yang membanggakan.
Kita masih menghadap Allah SWT sebagai seorang Kyai, sebagai Seorang Ustadz, Sebagai Ajengan, sebagai seorang Amir atau Imam, Sebagai seorang Master dan Doktor, Sebagai seorang Pengusaha Sukses, sebagai seorang Milyader, sebagai seorang Pejabat yang terhormat dalam segala hal, sebagai seorang yang sangat cantk dan tampan, sebagai seorang penikmat maksiat yang masih belum puas dan masih ingin menikmati segala bentuk kemaksiatan karena merasa hidupnya masih panjang.
Kita belum mampu menghadap Allah SWT sebagaimana seorang kakek tersebut menghadap dengan totalitas kehambaannya.
Kalau atribut-atribut kehormatan itu masih kita bawa sebagai Berhala dalam menghadap Allah SWT, bagaimana mungkin Allah SWT mau berkomunikasi dengan kita dalam Sholat dan Ibadah kita ? bagaimana mungkin Al-Qur’an akan berbicara dengan kita tentang samodera Hikmah yang terkandung di dalamnya ?
Sahabat, sampai kapan Ibadah dan Sholat kita terus terasa hambar ? Sampai kapan kita tidak mampu menikmati indahnya Al-Qur’an dan merasakan samodera Hikmah yang terkandung di dalamnya ?, semua itu tergantung SIKAP kita kepada ALLAH SWT dan cara pandang kita terhadap Al-Qur’an.
Oleh itu JANGAN PERNAH BERHENTI MENCARI DAN BERTANYA !
DIMANA ? Dalam Al-Qur’an dan Alam Semesta serta dalam segala aspek kehidupan yang terjadi di depan mata kita
KEPADA SIAPA ? Kepada Sang Maha Guru, Sang Maha Berilmu yang Mengajarkan manusia dari segala ketidaktahuannya, yaitu Allah SWT.
Suatu ketika, kakek ini punya suatu keinginan. Ia pun kemudian mendatangi tuhannya seraya memohon agar doa`nya dapat dikabulkan. "Oh, tuhanku Latta. Oh tuhanku Uzza. Tujuh puluh tahun aku terus menerus menyembahmu. Selama itu, tak ada sesuatupun yang aku mohonkan kepadamu. Sekarang, aku ada permohonan kepadamu. Mohon, kabulkanlah permohonanku ini".
Kakek itu memohon sambil merengek-rengek kepada Tuhan Latta dan Tuhan Uzza kiranya doa`nya dapat dikabulkan. Demikian seterusnya dia lakukan. Setelah sampai tujuh puluh kali doa` itu ia panjatkan, tak ada sedikitpun pengabulan dari berhala tuhannya yang ia peroleh. Maka kakek itu sedih sekali dan akhirnya putus asa.
Dalam keputusasaannya itu, ternyata Allah SWT memberi hidayah kepada kakek. Hati sang kakek Ia lapangkan segera sadar akan kekeliruannya selama ini dan kembali kepada fitrah ketauhidannya. Gantilah kakek itu berdoa` kepada Allah SWT . " Ya Allah , baru sekarang aku menghadap-Mu. Aku memohon sesuatu kepada-Mu. Kabulkanlah, permohonanku ini ya Allah ".
Selesai kakek itu bermunajat kepada Allah SWT, maka sesaat kemudian ia mendengar jawaban dari Allah SWT. " Wahai hamba-Ku, mintalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu ".
Waktu para malaikat mendengar jawaban yang diberikan Allah SWT kepada sang kakek, maka gemparlah para malaikat. " Ya Allah , tujuh puluh tahun lamanya orang itu musyrik dan menyembah berhala. Dan telah tujuh puluh kali pula ia telah memohon kepada berhalanya agar dikabulkan permohonannya, namun itu tidak terjadi. Sekarang, ia baru sekali saja berdoa` kepada-Mu, mengapa Engkau kabulkan permohonannya itu ?"
Mendengar pertanyaan para malaikat itu, maka Allah SWT segera memberi penjelasan. " WAHAI PARA MALAIKAT, JIKA BERHALA YANG BENDA MATI ITU TIDAK BISA MENGABULKAN PERMOHONANNYA DAN AKU-PUN JUGA TIDAK, LALU DIMANA LETAK PERBEDAANNYA ANTARA AKU DAN BERHALA ITU ?".
Subhaanallah, Sahabat, begitulah Maha Pengampunnya Allah, begitu mudahnya Allah SWT mengampuni dosa hamba yang telah berlumuran dosa selama puluhan tahun.
Sadarkah kita bahwa sholat dan ibadah kita masih hambar belum begitu terasa kehadiran Allah ketika kita sholat dan beribadah.
Sadarkah kita bahwa ketika kita membaca Al-Qur’an belum begitu terasa nikmat dan indahnya Al-Qur’an, kita membaca Al-Qur’an masih sebagaimana kita baca koran
Mungkin juga kita merasa sekian tahun kita berdo’a dan meminta tapi belum terkabul juga
MENGAPA ???????????
Kita belum mampu menghadap Allah SWT dengan totalitas kita sebagai hamba (budak) yang mengakui segala kelemahan, lumuran dosa dan ketidak berdayaan serta melepas segala atribut duniawi yang membanggakan.
Kita masih menghadap Allah SWT sebagai seorang Kyai, sebagai Seorang Ustadz, Sebagai Ajengan, sebagai seorang Amir atau Imam, Sebagai seorang Master dan Doktor, Sebagai seorang Pengusaha Sukses, sebagai seorang Milyader, sebagai seorang Pejabat yang terhormat dalam segala hal, sebagai seorang yang sangat cantk dan tampan, sebagai seorang penikmat maksiat yang masih belum puas dan masih ingin menikmati segala bentuk kemaksiatan karena merasa hidupnya masih panjang.
Kita belum mampu menghadap Allah SWT sebagaimana seorang kakek tersebut menghadap dengan totalitas kehambaannya.
Kalau atribut-atribut kehormatan itu masih kita bawa sebagai Berhala dalam menghadap Allah SWT, bagaimana mungkin Allah SWT mau berkomunikasi dengan kita dalam Sholat dan Ibadah kita ? bagaimana mungkin Al-Qur’an akan berbicara dengan kita tentang samodera Hikmah yang terkandung di dalamnya ?
Sahabat, sampai kapan Ibadah dan Sholat kita terus terasa hambar ? Sampai kapan kita tidak mampu menikmati indahnya Al-Qur’an dan merasakan samodera Hikmah yang terkandung di dalamnya ?, semua itu tergantung SIKAP kita kepada ALLAH SWT dan cara pandang kita terhadap Al-Qur’an.
Oleh itu JANGAN PERNAH BERHENTI MENCARI DAN BERTANYA !
DIMANA ? Dalam Al-Qur’an dan Alam Semesta serta dalam segala aspek kehidupan yang terjadi di depan mata kita
KEPADA SIAPA ? Kepada Sang Maha Guru, Sang Maha Berilmu yang Mengajarkan manusia dari segala ketidaktahuannya, yaitu Allah SWT.
Cinta dan Pernikahan
Suatu ketika Khasan bertanya kepada gurunya tentang apa arti Cinta...
Gurunya menjawab :Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"
Khasan pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"
Khasan menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya"
"Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"
Di hari yang lain,Khasan bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"
Khasan pun menjawab, "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya“
Gurunya pun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan.
Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali.
Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terimalah cinta apa adanya.
Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia - sialah waktumu dalam mendapatkan
perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.
Gurunya menjawab :Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"
Khasan pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"
Khasan menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya"
"Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"
Di hari yang lain,Khasan bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"
Khasan pun menjawab, "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya“
Gurunya pun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan.
Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali.
Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terimalah cinta apa adanya.
Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia - sialah waktumu dalam mendapatkan
perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.
MENJADI PECINTA AKHIRAT
Sore itu pak Budiman ( bukan nama sebenarnya ) menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai mereka membayar semua barang belanjaan. Tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan. Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya.
Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, “Beri kami sedekah, Bu!”
Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas
berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala ia tahu jumlahnya dan ternyata itu tidak mencukup kebutuhannya, ia kemudian menguncupkan jari-jarinya dan ia arahkan kearah mulutnya, kemudian ia memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke arah mulutnya.
Seolah ia berkata dengan bahasa isyarat, “Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan.
” Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, “Tidak… tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!”
Ironisnya meski ia tidak menambahkan sedekahnya malah istri dan putrinya Budiman menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan.
Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang adalah tanggal dimana ia menerima gajian dari perusahaannya, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekeningnya. Ia sudah berada di depan ATM. Ia masukkan kartu ke dalam mesin tersebut. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncullah beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening. Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya.
Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Kemudian uang itu ia lipat menjadi kecil dan ia berniat untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah. Budiman memberikan uang itu. Lalu saat sang wanita melihat nilai uang yang ia terima betapa girangnya dia.
Ia berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan:
“Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah… Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga.Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga…!” Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja.
Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu.
Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya,
“Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga….!” Deggg…!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan.
Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana. Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman.
Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu.
“Ada apa Pak?” Istrinya bertanya. Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: “Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!”
Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman menyatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis itu.
Namun Budiman melanjutkan kalimatnya: “Bu…, aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat mereka menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!
Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah. Bu…, aku malu kepada Allah!
Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah.”
Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang suka lalai atas segala nikmat-Mu!
Sahabat, mangapa kita masih kadang sering menggenggamkan tangan ketika di sekitar kita semakin banyak yang membutuhkan uluran tangan kita ? salah satu sebabnya adalah kita masih belum serius meghadapi kehidupan Akhirat dengan segala bentuk kenikmatannya dan segala derita yang sangat mengerikan dengan batas waktu yang tak terbayangkan lamanya dan kekalan didalamnya.
Kita kadang lebih banyak tenggelam dan ingin sekali terlibat dalam glamornya kehidupan duniawi dan sering lupa akan datangnya kehidupan Akhirat. Visi kita sering terhenti kepada suksesnya mencapai sejumlah capital dan Passive Income lupa akan Visi Kebahagiaan di Akhirat.
Coba kita bandingkan antara kehidupan Keluarga Pak Budiman dengan Keluarga Rasulullah SAW yaitu Ali Bin Abi Thalib (seorang menantu Kepala Negara ) dalam menyikapi Harta dan Kekayaan yang ada di tangan mereka dalam kisah selanjutnya, ( ingat Ali Bin Abi Thalib adalah manusia biasa seperti kita, maka membandingkan adalah hal yang wajar karena ajaran kitab suci kita juga sama yaitu Al-Qur’an, dengan Al-Qur’an seorang yang Buta Huruf seperti Muhammad SAW lahir menjadi Pemimpin dan Teladan bagi semua Ummat, seorang Preman seperti Umar bin Khothob Kepala Negara yang amat bijak dsb, tinggal bagaimana kita seberapa intensifkah kita belajar Al-Qur’an ?, ada waktu khusus, atau sisa waktu saja untuk Al-Qur’an atau disetiap ada kesempatan saja atau diseluruh aktifitas senantiasa kita sinergikan dengan Al-Qur’an ? )
Pada suatu hari Hasan dan Husen sakit keras. Fatimah binti Rasululloh SAW dan Ali bin Abi Thalib bernadzar kepada Allah, jika kedua putranya sembuh, mereka akan berpuasa selama tiga hari. Tanpa diduga Hasan dan Husen mengatakan bahwa mereka juga akan ikut berpuasa.
Allah berkenan memulihkan kesehatan Hasan dan Husen, dan keluarga Ali melaksanakan Nadzarnya walaupun mereka tidak mempunyai makanan sedikitpun untuk bekal berbuka puasa.
Pada saat itu Ali menemui orang Yahudi kenalannya bernama Sya’mun ia menawarkan diri untuk memintal bulu domba dengan imbalan tiga takar gandum. Pekerjaan memintal bulu domba itu dikerjakan Fatimah.
Pada hari pertama, Fatimah RA menyelesaikan sepertiga pekerjaannya dan mengambil setakar gandum sebagai upahnya. Tibalah waktu untuk berbuka puasa, mereka berkumpul untuk menikmati roti yang masih hangat.
Ketika mereka akan menikmati roti tersebut, tiba-tiba datanglah seorang pengemis meminta makanan. Ia berkata ,”Wahai keluarga Nabi, maukah kalian bersedekah kepada hamba, seorang fakir miskin yang sudah tidak makan beberapa hari lamanya?”. Dengan perasaan iba mereka memberikan roti itu kepada pengemis tadi dan mereka berbuka puasa bersama hanya dengan minum air tawar saja.
Keesokan harinya, mereka meneruskan nadzarnya. Pada waktu berbuka puasa, tiba-tiba terdengar orang memanggil mereka, “Wahai keluarga Rasulullah, aku seorang anak yatim, tidak ada sekerat makananpun dirumahku. Tolonglah aku, aku sangat lapar.” Ketika pintu dibuka, tampaklah seorang anak kecil yang kurus kering dengan badan gemetar. Melihat keadaan itu lalu merekapun memberikan roti yang siap mereka makan itu dan kembali mereka berbuka puasa hanya dengan air tawar.
Pada hari ketiga Fatimah menyelesaikan perkerjaannya yang tinggal sepertiga , setelah usai memintal ia pun mengambil gandum yang tinggal setakar lagi. Gandumpun diolah menjadi beberapa potong roti untuk berbuka puasa. Waktu berbuka puasa tiba, baru saja tangan mereka akan mnyentuh roti terdengar suara memanggil, “ Wahai keluarga Rasulullah, aku adalah seorang tawanan yang baru dilepas kaum kafir. Selama ditawan aku tidak diberi makanan sedikitpun, tolonglah aku.” Suara tersebut berasal dari seorang lelaki tua yang kurus kering. Ia berdiri di depan pintu.
” Wahau istriku Fatimah, tanpa ada orang yang menunjukkan ia datang kemari, ia mengeluh karena kelaparan dan kelihatan sengsara sekali. Barang siapa memberi orang yang sedang membutuhkan, ia akan memperoleh balasannya di akhirat kelak.” Kata Ali kepada istrinya. Fatimah menjawab, “Kita sudah tidak mempunyai gandum lagi, kedua anak kitapun sudah tampak kelaparan. Ya Allah, berilah mereka kekuatan. Wahai suamiku, tolonglah tawanan itu, ia lebih menderita daripada kita.” Akhirnya roti itupun diberikan kepada tawanan tadi.
Keesokan harinya mereka tidak berpuasa lagi, namun badan mereka sangat lemah. Fatimah dan Hasan & Husen pergi kerumah Rasulullah SAW, untuk meminta makanan. Beliau sangat sedih melihat keadaan mereka, lalu memeluknya sambil berurai air mata.
Pada saat itu turunlah ayat Al-Quran sebagai berikut :
“Mereka menunaikan nadzarnya dan takut kepada suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Mereka berkata” Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, bukan karena mengharap balasan dan ucapan terima kasih darimu,”. Dan Allah memberi balasan kepada mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra karena kesabaran mereka (Q.S Al-Ihsan:7-9 dan 12)
[Sumber : Al-Hakim al-Haskani, Shawahid al-Tanzil, jld.II, hlm.298; al-Alusi, Ruh al-Ma'ani, jld.XXIX, hlm.157; Fakhur al-Razi, Jild.XIII, hlm.395]
Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, “Beri kami sedekah, Bu!”
Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas
berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala ia tahu jumlahnya dan ternyata itu tidak mencukup kebutuhannya, ia kemudian menguncupkan jari-jarinya dan ia arahkan kearah mulutnya, kemudian ia memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke arah mulutnya.
Seolah ia berkata dengan bahasa isyarat, “Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan.
” Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, “Tidak… tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!”
Ironisnya meski ia tidak menambahkan sedekahnya malah istri dan putrinya Budiman menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan.
Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang adalah tanggal dimana ia menerima gajian dari perusahaannya, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekeningnya. Ia sudah berada di depan ATM. Ia masukkan kartu ke dalam mesin tersebut. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncullah beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening. Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya.
Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Kemudian uang itu ia lipat menjadi kecil dan ia berniat untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah. Budiman memberikan uang itu. Lalu saat sang wanita melihat nilai uang yang ia terima betapa girangnya dia.
Ia berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan:
“Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah… Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga.Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga…!” Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja.
Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu.
Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya,
“Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga….!” Deggg…!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan.
Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana. Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman.
Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu.
“Ada apa Pak?” Istrinya bertanya. Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: “Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!”
Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman menyatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis itu.
Namun Budiman melanjutkan kalimatnya: “Bu…, aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat mereka menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!
Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah. Bu…, aku malu kepada Allah!
Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah.”
Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang suka lalai atas segala nikmat-Mu!
Sahabat, mangapa kita masih kadang sering menggenggamkan tangan ketika di sekitar kita semakin banyak yang membutuhkan uluran tangan kita ? salah satu sebabnya adalah kita masih belum serius meghadapi kehidupan Akhirat dengan segala bentuk kenikmatannya dan segala derita yang sangat mengerikan dengan batas waktu yang tak terbayangkan lamanya dan kekalan didalamnya.
Kita kadang lebih banyak tenggelam dan ingin sekali terlibat dalam glamornya kehidupan duniawi dan sering lupa akan datangnya kehidupan Akhirat. Visi kita sering terhenti kepada suksesnya mencapai sejumlah capital dan Passive Income lupa akan Visi Kebahagiaan di Akhirat.
Coba kita bandingkan antara kehidupan Keluarga Pak Budiman dengan Keluarga Rasulullah SAW yaitu Ali Bin Abi Thalib (seorang menantu Kepala Negara ) dalam menyikapi Harta dan Kekayaan yang ada di tangan mereka dalam kisah selanjutnya, ( ingat Ali Bin Abi Thalib adalah manusia biasa seperti kita, maka membandingkan adalah hal yang wajar karena ajaran kitab suci kita juga sama yaitu Al-Qur’an, dengan Al-Qur’an seorang yang Buta Huruf seperti Muhammad SAW lahir menjadi Pemimpin dan Teladan bagi semua Ummat, seorang Preman seperti Umar bin Khothob Kepala Negara yang amat bijak dsb, tinggal bagaimana kita seberapa intensifkah kita belajar Al-Qur’an ?, ada waktu khusus, atau sisa waktu saja untuk Al-Qur’an atau disetiap ada kesempatan saja atau diseluruh aktifitas senantiasa kita sinergikan dengan Al-Qur’an ? )
Pada suatu hari Hasan dan Husen sakit keras. Fatimah binti Rasululloh SAW dan Ali bin Abi Thalib bernadzar kepada Allah, jika kedua putranya sembuh, mereka akan berpuasa selama tiga hari. Tanpa diduga Hasan dan Husen mengatakan bahwa mereka juga akan ikut berpuasa.
Allah berkenan memulihkan kesehatan Hasan dan Husen, dan keluarga Ali melaksanakan Nadzarnya walaupun mereka tidak mempunyai makanan sedikitpun untuk bekal berbuka puasa.
Pada saat itu Ali menemui orang Yahudi kenalannya bernama Sya’mun ia menawarkan diri untuk memintal bulu domba dengan imbalan tiga takar gandum. Pekerjaan memintal bulu domba itu dikerjakan Fatimah.
Pada hari pertama, Fatimah RA menyelesaikan sepertiga pekerjaannya dan mengambil setakar gandum sebagai upahnya. Tibalah waktu untuk berbuka puasa, mereka berkumpul untuk menikmati roti yang masih hangat.
Ketika mereka akan menikmati roti tersebut, tiba-tiba datanglah seorang pengemis meminta makanan. Ia berkata ,”Wahai keluarga Nabi, maukah kalian bersedekah kepada hamba, seorang fakir miskin yang sudah tidak makan beberapa hari lamanya?”. Dengan perasaan iba mereka memberikan roti itu kepada pengemis tadi dan mereka berbuka puasa bersama hanya dengan minum air tawar saja.
Keesokan harinya, mereka meneruskan nadzarnya. Pada waktu berbuka puasa, tiba-tiba terdengar orang memanggil mereka, “Wahai keluarga Rasulullah, aku seorang anak yatim, tidak ada sekerat makananpun dirumahku. Tolonglah aku, aku sangat lapar.” Ketika pintu dibuka, tampaklah seorang anak kecil yang kurus kering dengan badan gemetar. Melihat keadaan itu lalu merekapun memberikan roti yang siap mereka makan itu dan kembali mereka berbuka puasa hanya dengan air tawar.
Pada hari ketiga Fatimah menyelesaikan perkerjaannya yang tinggal sepertiga , setelah usai memintal ia pun mengambil gandum yang tinggal setakar lagi. Gandumpun diolah menjadi beberapa potong roti untuk berbuka puasa. Waktu berbuka puasa tiba, baru saja tangan mereka akan mnyentuh roti terdengar suara memanggil, “ Wahai keluarga Rasulullah, aku adalah seorang tawanan yang baru dilepas kaum kafir. Selama ditawan aku tidak diberi makanan sedikitpun, tolonglah aku.” Suara tersebut berasal dari seorang lelaki tua yang kurus kering. Ia berdiri di depan pintu.
” Wahau istriku Fatimah, tanpa ada orang yang menunjukkan ia datang kemari, ia mengeluh karena kelaparan dan kelihatan sengsara sekali. Barang siapa memberi orang yang sedang membutuhkan, ia akan memperoleh balasannya di akhirat kelak.” Kata Ali kepada istrinya. Fatimah menjawab, “Kita sudah tidak mempunyai gandum lagi, kedua anak kitapun sudah tampak kelaparan. Ya Allah, berilah mereka kekuatan. Wahai suamiku, tolonglah tawanan itu, ia lebih menderita daripada kita.” Akhirnya roti itupun diberikan kepada tawanan tadi.
Keesokan harinya mereka tidak berpuasa lagi, namun badan mereka sangat lemah. Fatimah dan Hasan & Husen pergi kerumah Rasulullah SAW, untuk meminta makanan. Beliau sangat sedih melihat keadaan mereka, lalu memeluknya sambil berurai air mata.
Pada saat itu turunlah ayat Al-Quran sebagai berikut :
“Mereka menunaikan nadzarnya dan takut kepada suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Mereka berkata” Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, bukan karena mengharap balasan dan ucapan terima kasih darimu,”. Dan Allah memberi balasan kepada mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra karena kesabaran mereka (Q.S Al-Ihsan:7-9 dan 12)
[Sumber : Al-Hakim al-Haskani, Shawahid al-Tanzil, jld.II, hlm.298; al-Alusi, Ruh al-Ma'ani, jld.XXIX, hlm.157; Fakhur al-Razi, Jild.XIII, hlm.395]
Langganan:
Postingan (Atom)