Rabu, 12 Mei 2010

Aku Pengecut

Aku memang pengecut yang tak biasa biarkan diriku terluka.. aku terlalu takut bila cinta mengalahkanku

Sesungguhnya Islam tidak mengenal pengecut. Artinya jika kita mengaku sebagai seorang yang beragama Islam hendaknya menghindarkan diri dari sifat pengecut, tidak berani untuk hal-hal yang benar. Dua (2) bentuk pengecut :

1. Takut menghadapi hidup

2. Takut dan merasa bersalah karena sering berbuat salah

Takut yang diperbolehkan adalah takut kepada Allah, dari rasa takut kemudian dikembangkan menjadi rasa cinta kepada Allah. Dari rasa cinta akan timbul ihsan, yaitu beribadah dan berbuat segala sesuatu seolah-olah bisa melihat Allah, jika tidak mampu maka berbuat sesuatu dan atau beribadah dengan keyakinan Allah sedang melihat kita.

Tingkatannya adalah :

• islam, iman, dan ihsan.

• Muslim, mu’min, dan mukhsin.

Maknanya seorang muslim belum tentu seorang yang mu’min, namun seorang yang mu’min sudah pasti muslim. Seorang yang mukhsin sudah pasti mu’min sedangkan seorang yang mu’min belum tentu mukhsin. Seorang yang Islam belum tentu beriman, sedangkan seorang yang beriman sudah pasti Islam. Begitu juga seorang yang ihsan sudah pasti beriman, sedangkan seorang yang beriman belum tentu sudah mencapai taraf ihsan. Seorang mukhsin dalam beribadah dia akan senantiasa ihsan. Dan seorang yang ihsan, hidupnya akan selalu terjaga dan rapi luar biasa.

Salah satu ciri orang yang tidak takut dan cinta kepada Allah adalah lebih memilih untuk melanggar aturan Allah daripada aturan manusia karena dirinya lebih takut kepada manusia.

Bagaimana caranya agar kita bisa ihsan? Ialah dengan memaksimalkan perbuatan kita dengan memberikan yang terbaik untuk meraih ridho Ilahi. Karena sesungguhnya Allah bukan hanya melihat hasil, tetapi juga proses.

Seorang yang merasa “enjoy” menjadi seorang pengecut maka dia telah membahayakan dirinya sendiri. Dia tidak mau belajar karena takut semakin dia belajar, semakin tahu kalau banyak kesalahan pada dirinya dan enggan untuk memperbaikinya karena bertentangan dengan hawa nafsunya. Seorang pengecut akan melewatkan waktunya sia-sia.

Sesungguhnya waktu akan menjadi saksi di hari pengadilan nanti. Waktu terbagi menjadi 3, yaitu :

• Al-ams : waktu kemarin, dia tidak akan pernah kembali lagi

• Al-an : waktu sekarang, saatnya kita menjalani dengan ikhtiar mencari ridho Allah

• Al-ads : waktu yang akan datang, adalah milik Allah, hanya Dia yang tahu

Perhatikan Rasul yang tidak pernah pesimis. Rasul senantiasa semangat dan optimis menyebarkan Islam. Rahasianya adalah Rasul mengerjakan segala sesuatu karena cinta kepada Allah dan sesama makhluk-Nya. Berawal dari rasa cinta akan menimbulkan keberanian. Dengan cinta, rasul sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagi semua.

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١٢٨﴾فَإِن تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ﴿١٢٩﴾

(128) Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min. (129) Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".

(At-Taubah, QS. 9:128-129)

Siap untuk senantiasa optimis? Insya Allah..yakini bahwa Allah yang akan menolong kita dan semoga kita bukan termasuk ke dalam orang yang pengecut. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar